Pemodelan Spasial Perubahan Tutupan Lahan dan Urban Sprawl di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten
Abstract
Urban sprawl di wilayah peri-urban tetap menjadi masalah utama bagi
perencanaan dan pengembangan wilayah, karena mengkonversi sebagian besar
tutupan lahan menjadi lahan terbangun untuk permukiman secara cepat dan
ekstensif melebihi alokasi pemanfaatan ruang RTRW (Rencana Tata Ruang
Wilayah). Kota Tangerang Selatan adalah salah satu kota di wilayah Jabodetabek
dengan tingkat laju pertumbuhan populasi penduduk tahunan yang paling tinggi
mencapai 6,87% per kelurahan. Kota ini terdapat 3 kota baru, yakni kota BSD City
(6000 ha), Bintaro Jaya (2300 ha), dan Alam Sutera (800 ha) yang dikembangkan
sejak tahun 1980-an. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk: 1). Mengukur luas
dan laju perubahan tutupan lahan; 2). Mengidentifikasi pola spasial dari
perubahan tutupan lahan serta variabel-variabel faktor pendorongnya; 3).
Membangun model hubungan spasial antara perubahan tutupan lahan menjadi
lahan terbangun dengan variabel-variabel faktor pendorongnya; 4). Memprediksi
sensitivitas perubahan tutupan lahan menjadi lahan terbangun di masa depan; dan
5). Mengidentifikasi urban sprawl di wilayah kota Tangerang Selatan.
Perubahan tutupan lahan secara umum dianalisis melalui LCM (Land Change
Modeler) IDRISI menggunakan tiga peta tutupan lahan tahun 1990, 2002, dan 2014
yang diperoleh dari citra satelit LANDSAT. Potensi transisi perubahan tutupan
lahan dan prediksinya dimodelkan melalui Multi Layer Perceptron (MLP) Neural
Network dalam LCM dan kemudian hasilnya divalidasi menggunakan statistik ROC.
Hasil analisis perubahan tutupan lahan menunjukkan bahwa tipe konversi lahan
yang paling ekstensif pada tahun 1990-2002 adalah konversi dari lahan bervegetasi
ke lahan terbuka (3605 ha), sedangkan pada tahun 2002-2014 tipe konversi lahan
didominasi oleh konversi lahan terbuka ke lahan terbangun (3446 ha). Lahan
terbangun dari tahun 1990-2014 telah berkembang menjadi 8 kali (8650 ha) dengan
laju pertumbuhan rata-rata mencapai 10,83% per kelurahan. Pola spasial perubahan
tutupan lahan tahun 1990-2002 menunjukkan pola ribbon development di
Kecamatan Serpong Utara, Pondok Aren, Ciputat Timur, Ciputat dan Pamulang,
sedangkan Kecamatan Serpong cenderung menampilkan pola leap frog
development. Pola spasial perubahan tutupan lahan tahun 2002-2014 menunjukkan
pola infill development dan kelanjutan pola ribbon development di seluruh wilayah.
Performa model potensi transisi dari MLP mencapai 73,16% accuracy dan 0,6421
skill measure. Hasil validasi ROC dari prediksi sensitivitas perubahan tutupan lahan
untuk tahun 2014 adalah 0,804. Nilai ini tergolong baik dan layak untuk
memprediksi sensitivitas perubahan tutupan lahan di tahun 2032. Pola spasial urban
sprawl di kota Tangerang Selatan pada tahun 1990-2014 umumnya tersebar merata
secara signifikan, dengan nilai indeks sprawl rata-rata mencapai 1,83 per kelurahan.
Kelurahan Pondok Jaya di Kecamatan Pondok Aren adalah kelurahan yang paling
sprawl di kota Tangerang Selatan dengan indeks sprawl mencapai 6,02.
Collections
- MT - Agriculture [3987]
