Efikasi Keumamah untuk Meningkatkan Status Gizi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis dan Bayi Lahir dalam Upaya Mencegah Stunting
Abstract
Stunting dialami oleh sekitar 148 juta anak dibawah usia lima tahun di
seluruh dunia, prevalensi tertinggi berada di Asia Selatan dan Sub-Sahara Afrika
(WHO dan World Bank 2023). Di Indonesia, prevalensi stunting pada tahun 2024
masih mencapai 19,8%, angka ini masih jauh dari target Sustainable Development
Goals (SDGs) dimana diharapkan prevalensi stunting turun menjadi 14% pada
tahun 2030 (Kementerian Kesehatan RI 2024). Aceh merupakan salah satu provinsi
dengan prevalensi stunting yang tinggi di Indonesia. Berdasarkan hasil Studi Status
Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting di Provinsi Aceh adalah
sebesar 28,6%, sementara secara spesifik, prevalensi stunting di Kabupaten Aceh
Barat yang menjadi lokus penelitian ini adalah sebesar 25,6% (Kementerian
Kesehatan RI 2024). Angka tersebut masih diatas angka toleransi prevalensi
stunting yang ditetapkan WHO yaitu sebesar 20%.
Indonesia memiliki kekayaan pangan lokal yang melimpah dan bernilai gizi
tinggi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal dalam intervensi gizi
masyarakat. Berbagai studi menunjukkan bahwa intervensi berbasis pangan lokal
berpotensi besar dalam memperbaiki status gizi anak. Selain kaya gizi, pangan lokal
juga memiliki nilai budaya dan keberlanjutan yang tinggi, serta lebih mudah diakses
dan diterima oleh masyarakat. Pemanfaatan pangan lokal dalam program intervensi
stunting perlu dilakukan, tidak hanya sebagai strategi pemenuhan kebutuhan gizi,
tetapi juga sebagai bentuk pemberdayaan sumber daya dan kearifan lokal yang
mendukung ketahanan pangan masyarakat. Riset terkait efikasi intervensi pangan
lokal terhadap perbaikan status gizi ibu hamil KEK dan dampaknya terhadap luaran
kelahiran masih sangat terbatas. Untuk itu, penelitian ini berupaya untuk
memberdayakan pangan lokal berupa ikan menjadi pangan intervensi ibu hamil
KEK dalam bentuk keumamah dan keripik ikan tongkol.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi daya terima,
kandungan gizi serta aspek mikrobiologi dua produk berbasis ikan tongkol yaitu
produk tradisional dan produk inovasi baru. Produk tradisional dalam penelitian ini
adalah keumamah dalam bentuk lima jenis masakan olahan keumamah sedangkan
produk inovasi baru yang dikembangkan adalah keripik ikan tongkol. Kedua jenis
makanan ini diberdayakan untuk meningkatkan status gizi ibu hamil. Selanjutnya
dilakukan tahapan intervensi untuk mengevaluasi pengaruh konsumsi lima jenis
masakan keumamah tersebut terhadap status gizi ibu hamil. Produk keripik ikan
tongkol hanya sampai tahapan pengembangan dan evaluasi daya terima, kandungan
gizi dan evaluasi aspek mikrobiologi. Intervensi produk ini akan dilakukan pada
penelitian selanjutnya. Pengembangan produk inovasi keripik ikan tongkol
tentunya menambah kebaruan dalam disertasi ini.
Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan utama yaitu: 1) Pengolahan
keumamah hingga menjadi lima jenis masakan olahan keumamah dan
pengembangan produk keripik ikan tongkol.; 2) Analisis laboratorium di lab
Universitas Syiah Kuala dan lab terpadu IPB University; dan 3) Tahapan
intervensi konsumsi keumamah pada subyek ibu hamil KEK (150 g masakan
olahan keumamah, 5 kali seminggu selama 3 bulan). Tahapan intervensi
menggunakan desain penelitian one group pre post intervention. Penelitian
dilakukan di dua lokasi yang berbeda, beberapa kegiatan pada tahap 1 dan tahap
2 dilakukan di laboratorium Universitas Syiah Kuala dan laboratorium terpadu
IPB University. Selanjutnya penelitian tahap 3 dilakukan di wilayah Kabupaten
Aceh Barat, Provinsi Aceh. Kegiatan penelitian berlangsung selama satu tahun,
dimulai pada bulan Mei 2024 sampai dengan bulan Mei 2025.
Berdasarkan hasil uji daya terima (hedonik), masakan olahan keumamah
yang paling disukai adalah tumis keumamah. Kandungan gizi makro dalam 100 g
lima jenis masakan olahan adalah air sebesar 14,20%-23,11%, abu sebesar 5,62
6,32%, protein sebesar 36,51-40,30%, lemak sebesar 8,38-27,39%, karbohidrat
sebesar 29,07-44,44% dan serat sebesar 1,38-4,19%. Kandungan mineral dalam
100 g lima jenis masakan olahan adalah Fe sebesar 18,99-29,11 mg, Zn sebesar
2,89-13,37 mg dan Ca sebesar 75,25-220 mg. Kandungan asam amino dalam 100
g lima jenis masakan olahan keumamah adalah leucine sebesar 0,47-2,10 g, lysine
sebesar 0,38-1,93 g, histidine sebesar 0,33-1,14 g, threonine sebesar 0,16-1,17 g,
valine sebesar 0,13-1,45 g, tryptophan sebesar 0,06-0,11 g, methionine+cystine
sebesar 0,16-0,11 g dan phenylalanine+tyrosine sebesar 0,38-2,01 g. Asam amino
pembatas pada semua jenis masakan adalah tryptophan dan jenis masakan yang
memiliki SAA paling baik adalah tumis keumamah. Semua jenis masakan olahan
keumamah juga yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari bakteri patogen
sehingga aman dikonsumsi ibu hamil.
Berdasarkan hasil uji daya terima (hedonik), produk keripik ikan tongkol
yang paling disukai adalah FT25. Kandungan gizi makro dalam 100 g keripik ikan
tongkol FT25 adalah kadar air sebesar 4,32%, kadar abu sebesar 3,63%, protein
sebesar 31,55%, lemak sebesar 18,34%, karbohidrat sebesar 42,16% dan serat
sebesar 6,97%. Kandungan mineral dalam 100 g keripik ikan tongkol adalah Fe
sebesar 17,36 mg, Zn sebesar 6,64 mg dan Ca sebesar 297,26 mg. Kandungan
asam amino dalam 100 g keripik ikan tongkol adalah leucine sebesar 2,74 g, lysine
sebesar 3,51 g, histidine sebesar 2,74 g, threonine sebesar 1,58 g, valine sebesar
1,90 g, tryptophan sebesar 0,16 g, methionine+cystine sebesar 1,19 g dan
phenylalanine+tyrosine sebesar 3,27 g. Asam amino pembatas pada semua
formula keripik ikan tongkol adalah tryptophan dan formula yang memiliki SAA
paling baik adalah FT5. Semua formula keripik ikan tongkol juga bebas dari
bakteri patogen sehingga aman dikonsumsi ibu hamil.
Berdasarkan hasil uji wilcoxon dapat disimpulkan bahwa konsumsi 150 g
masakan olahan keumamah seminggu 5 kali selama kurang lebih 3 bulan pada
subyek penelitian yaitu ibu hamil KEK trimester kedua (20-28 minggu) dapat
meningkatkan LiLA dan kadar Hb mereka secara signifikan. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan oleh subyek memiliki rata-rata berat
badan, panjang badan, lingkar kepala dan score apgar normal.
Collections
- DT - Human Ecology [610]
