Model Komunikasi Pemberdayaan Kemandirian Ekonomi Perempuan melalui Kelompok Pekka
Date
2020Author
Kuswanti, Ana
Saleh, Amiruddin
Hubies, Aida Vitayala S
Puspitawati, Herien
Metadata
Show full item recordAbstract
Pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) salah satunya dengan
pemberdayaan perempuan kepala keluarga (Pekka) yang diarahkan pada peningkatan
kualitas hidup. Mengingat masih ditemukan kondisi di masyarakat yaitu Pekka dengan
perekonomian di bawah garis kemiskinan. Peran ganda Pekka sebagai ibu dan sekaligus
kepala rumah tangga menjadikan mereka harus mampu melaksanakan tanggung jawabnya
dalam merawat, mendidik anak, dan memenuhi segala kebutuhan keluarganya, meskipun
mereka tetap masih menghadapi kendala dalam aspek pengembangan usaha dan hubungan
sosial. Penting dilakukan upaya sadar untuk memperbaiki kondisi, membangun kemandirian
ekonomi Pekka.
Berawal dari program yang mengorganisasi kegiatannya, dengan menjadikan peran
perempuan sebagai kepala keluarga dalam melaksanakan fungsi keluarga dapat membagi
waktu untuk bekerja, mendidik anak, dan bersosialisasi di lingkungan masyarakat.
Perempuan kepala keluarga sebagai pencari nafkah memiliki kontribusi untuk membantu
perekonomian keluarga dalam mendapatkan penghasilan untuk menopang kebutuhan
keluarga. Realitasnya dalam memenuhi nafkah keluarga mereka masih mengalami
keterbatasan-keterbatasan, sehingga membutuhkan perhatian tersendiri, baik dari pihak
pemerintah, lembaga sosial maupun masyarakat luas. Membutuhkan penguatan posisi
mereka oleh negara secara normatif maupun dalam hal kebijakan-kebijakan yang bisa
meningkatkan taraf hidup mereka.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis komunikasi partisipatif kelompok Pekka,
karakteristik anggota dan kelompok Pekka dalam memperkuat program Pekka untuk
mewujudkan model komunikasi pemberdayaan kemandirian ekonomi perempuan melalui
kelompok Pekka. Penelitian menggunakan pendekatan mix method, yaitu menggabungkan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan selama sepuluh bulan di
Kabupaten Batang Jawa Tengah. Populasi penelitian adalah seluruh anggota Pekka sebanyak
535 orang, yang tersebar pada dua belas desa. Teknik pengambilan sampel menggunakan
stratified random sampling, dan penentuan jumlah sampel sebanyak 229 responden
menggunakan rumus Slovin. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner
yang dibagikan langsung kepada responden. Data kualitatif diperoleh menggunakan teknik
Focussed Group Discussion (FGD) terhadap delapan informan. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif, dan analisis inferensial dengan program LISREL.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Pendamping memiliki skor paling tinggi
dalam karakteristik kelompok Pekka. Pendamping juga dianggap sebagai orang yang paling
berkompeten dalam memajukan organisasi Pekka untuk terus aktif dan terlibat dalam
berbagai kegiatan, baik di dalam kelompok maupun di dalam masyarakat. Hasil FGD
menunjukkan bahwa dalam penerapan pendampingan usaha yang dilakukan pendamping
memiliki peranan kuat dalam menumbuhkan bakat dan keterampilan anggota Pekka.
Hasil analisis SEM menunjukkan karakteristik anggota dan karakteristik kelompok
Pekka berpengaruh nyata terhadap komunikasi partisipatif kelompok, pemberdayaan
ekonomi dan kemandirian ekonomi. Karakteristik anggota, kelompok Pekka, dan
komunikasi partisipatif berpengaruh nyata terhadap pemberdayaan ekonomi. Komunikasi
partisipatif kelompok dan pemberdayaan ekonomi berpengaruh nyata terhadap kemandirian
ekonomi Pekka. Komunikasi partisipatif secara langsung dipengaruhi oleh karakteristik
anggota dan kelompok Pekka.
Pemberdayaan ekonomi dipengaruhi secara langsung oleh karakteristik anggota, kelompok
Pekka dan komunikasi partisipatif kelompok, dan secara tidak langsung dipengaruhi oleh
karakteristik anggota dan kelompok Pekka. Peubah kemandirian ekonomi dipengaruhi baik
secara langsung dan tidak langsung oleh karakteristik anggota Pekka, karakteristik kelompok
Pekka, komunikasi partisipatif dan pemberdayaan ekonomi.
Model komunikasi dalam mewujudkan kemandirian ekonomi Pekka dilihat melalui
lima jalur menuju kemandirian ekonomi dengan entry point jalur melalui karakteristik
kelompok Pekka yang dimediasi oleh pemberdayaan ekonomi Pekka. Indikator yang
berkontribusi paling besar dalam pemberdayaan ekonomi adalah akses modal dan
manajemen skill. Wujud dari pemberdayaan ekonomi yang telah dilakukan pada kelompok
Pekka Batang telah sampai dapat meningkatkan kemampuan skill dan menjadi mandiri.
Anggota Pekka juga telah mampu berkontribusi untuk masyarakat setempat dan menjadi
figur kepala keluarga yang bertanggung jawab penuh dalam menunjang perekonomian
keluarganya. Anggota Pekka sudah terlatih dan menjadi mandiri dalam menyelesaikan
masalah walaupun masih meminta arahan dari kelompok dan pendamping. Berdasarkan hasil
FGD menunjukkan hasil yang selaras. Kemandirian ekonomi Pekka sudah dapat terlihat dari
wujud kemandirian anggota Pekka dalam memaksimalkan pelatihan-pelatihan
kewirausahaan yang telah diberikan mulai dari tata boga, tata rias, tata busana, dan budidaya
jamur untuk membantu menunjang perekonomian keluarga. Wujud kemandirian ekonomi
juga terdapat pada kemampuan komunikasi yang meningkat pada kelompok Pekka. Public
speaking, Jurnalistik, lobby dan negosiasi yang baik dan mampu membantu teman dalam
mengatasi masalah, serta terlibat aktif pada lingkungan masyarakat.
Collections
- DT - Human Ecology [610]
