Penggunaan Arang Tempurung Kelapa sebagai Media Biofilter untuk Mereduksi Kebauan dari Proses Biokonversi Limbah Pangan
Abstract
Biokonversi limbah pangan larva BSF berpotensi mengurangi timbulan sampah, namun sering terkendala akibat emisi bau. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi arang tempurung kelapa sebagai media biofilter reduksi kebauan. Media diinokulasi dengan kompos selama 3 minggu, menghasilkan pertumbuhan mikroorganisme bakteri 1,4 × 10^7 CFU/g dan Bacillus sp. 2,8 × 10^6 CFU/g. Selama pengujian, suhu dan kelembapan relatif berada pada 28–31 °C dan 83-95%, mendukung kinerja biofilter. Biofiltrasi mampu mereduksi H2S hingga 100% dari konsentrasi tertinggi 8 ppm menjadi 0 ppm, sedangkan NH3 tetap bernilai < 0,1 ppm baik sebelum maupun setelah biofiltrasi. Skala hedonisme limbah biokonversi BSF berkisar antara -1,8 hingga -2,5, lebih tinggi dibandingkan limbah tanpa perlakuan pada rentang -2,1 hingga -3,8. Efisiensi reduksi mencapai 100% setelah proses biofiltrasi, dengan nilai standar deviasi mendekati nol menunjukkan kesepakatan panelis terhadap hilangnya kebauan. Peningkatan konsentrasi H2S berkorelasi cukup kuat dengan penurunan skala hedonisme, dengan R^2 bernilai 0,72 (tanpa perlakuan) dan 0,80 (biokonversi BSF). Biofilter berbasis arang tempurung kelapa efektif dalam mereduksi kebauan selama tujuh hari pengujian.
