Peningkatan Performa dan Penurunan Infeksi Cacing Parasit Anak Domba Persilangan Garut × Dorper Lepas Sapih yang Diberi Lamb Starter
Date
2025Author
Yusuf, Jihan Apriliana
Suharti, Sri
Baihaqi, Muhamad
Ridwan, Yusuf
Metadata
Show full item recordAbstract
Infeksi gastrointestinal nematode (GIN) merupakan salah satu permasalahan utama pada pemeliharaan domba karena dapat menurunkan kesehatan, produktivitas, dan dapat menyebabkan anemia berat hingga kematian pada anak domba, terutama akibat cacing parasit Haemonchus contortus. Infeksi ini mengganggu penyerapan nutrien, menurunkan cadangan zat besi (Fe), dan memengaruhi pembentukan hemoglobin. Evaluasi hematologi, metabolit darah, dan kadar mineral Fe penting dilakukan untuk menilai status nutrien dan kesehatan. Upaya peningkatan status nutrien dapat dilakukan melalui pemberian lamb starter dengan protein tinggi yang mendukung pertumbuhan dan ketahanan tubuh, namun pemanfaatannya tetap dapat terhambat oleh infeksi cacing sehingga perlu disertai pemantauan kesehatan. Metode FAMACHA dapat digunakan untuk mendeteksi anemia akibat H. contortus, tetapi pada domba muda sensitivitasnya rendah sehingga perlu dikombinasikan dengan pemeriksaan jumlah telur per gram tinja (eggs per gram/EPG), hematologi dan metabolit darah, serta kadar mineral Fe untuk hasil yang lebih akurat. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian lamb starter dengan level protein berbeda terhadap infeksi cacing, status hematologi, metabolit darah, status nutrien, dan performa anak domba lepas sapih persilangan Garut × Dorper, serta mengidentifikasi hubungan antara status nutrien, kadar mineral Fe, hematologi, metabolit darah, dan performa dengan tingkat infeksi cacing. Penelitian menggunakan 16 ekor anak domba berumur 4–5 bulan dengan bobot rata-rata 13,79 ± 3,37 kg ekor-1 yang dipelihara selama dua bulan. Ternak dibagi dalam dua kelompok perlakuan dengan komposisi ransum konsentrat dan hijauan 80:20, yaitu R1 (ransum dengan protein kasar (PK) 15%) dan R2 (ransum dengan PK 20%), menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum dengan PK 20% nyata (P<0,05) meningkatkan konsumsi nutrien, menurunkan jumlah telur cacing per gram tinja (EPG), dan cenderung memperbaiki skor FAMACHA (P=0,1). Perlakuan dengan PK ransum 20% juga nyata (P<0,05) meningkatkan kadar hemoglobin dan packed cell volume (PCV) serta menghasilkan kadar mineral Fe darah yang lebih tinggi (P<0,05). Analisis korelasi memperlihatkan hubungan negatif antara EPG dengan hemoglobin, PCV, eritrosit, dan leukosit yang menunjukkan bahwa peningkatan infeksi cacing berkaitan dengan penurunan kondisi darah dan imunitas. Sebaliknya, EPG berkorelasi positif dengan mean corpuscular volume (MCV) (P<0,05), mengindikasikan adanya perubahan ukuran eritrosit (makrositosis) seiring meningkatnya tingkat infeksi. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar protein dalam ransum dapat memperbaiki status hematologi dan nutrisi, serta berpotensi meningkatkan ketahanan terhadap infeksi cacing pada anak domba lepas sapih persilangan Garut × Dorper. Gastrointestinal nematode (GIN) infection is one of the major challenges in sheep production as it impairs health, reduces productivity, and may cause severe anemia or even death in lambs, particularly due to the parasitic worm Haemonchus contortus. This infection disrupts nutrient absorption, decreases iron (Fe) reserves, and affects hemoglobin synthesis. Evaluation of hematological profiles, blood metabolites, and Fe mineral levels is essential to assess nutritional status and overall health. Nutritional improvement can be achieved through high-protein lamb starter feeding to support growth and enhance resilience against parasites, although its benefits may still be limited by helminth infection, thus requiring health monitoring. The FAMACHA method can be used to detect anemia caused by H. contortus, but its sensitivity in young lambs is low; hence, it should be combined with fecal egg count (eggs per gram/EPG), hematological, metabolic, and Fe evaluations for more accurate results. This study aimed to analyze the effects of lamb starter with different protein levels on helminth infection, hematology, blood metabolites, nutritional status, and performance of weaned Garut × Dorper crossbred lambs, as well as to identify the relationships between nutritional status, Fe levels, hematology, blood metabolites, and performance with the degree of infection. Sixteen lambs aged 4–5 months with an average body weight of 13.79 ± 3.37 kg were used and maintained for two months. Animals were allocated into two dietary treatments with a forage-to-concentrate ratio of 20:80, consisting of R1 (ration with 15% crude protein (CP)) and R2 (ration with 20% CP), arranged in a randomized block design (RBD). The results showed that the ration with 20% CP increased (P<0.05) nutrient intake, reduced fecal egg counts (EPG), and tended to lower FAMACHA scores (P=0.1). The treatment with dietary CP level of 20% also significantly (P<0.05) improved hemoglobin concentration and packed cell volume (PCV) and resulted in higher blood Fe mineral levels (P<0.05). Correlation analysis revealed negative associations between EPG and hemoglobin, PCV, erythrocytes, and leukocytes, indicating that increasing helminth infection is associated with reduced blood condition and immunity. Conversely, EPG was positively correlated with mean corpuscular volume (MCV) (P<0.05), suggesting the occurrence of macrocytosis with higher infection levels. In conclusion, the higher crude protein levels in the ration (20%) can improve hematological and nutritional status and may enhance resistance to helminth infection in weaned Garut × Dorper crossbred lambs.
Collections
- MT - Animal Science [1289]
