Strategi Pengembangan Komoditas Padi Dalam Peningkatan Ketahanan Pangan Di Kabupaten Kudus

Abstract

Pemenuhan pangan merupakan hak dasar bagi masyarakat yang dijamin konstitusi. Sektor pertanian yang berperan dalam penyediaan pangan, menghadapi masalah alih fungsi lahan sawah dan produktivitas yang stagnan. Di sisi lain, jumlah dan keragaman permintaan pangan meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Kabupaten Kudus merupakan salah satu wilayah yang menghadapi permasalahan di sektor pertanian, khususnya subsektor tanaman pangan. Permasalahan tersebut berdampak pada kondisi pemenuhan pangan beras di Kabupaten Kudus. Dengan kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Kudus perlu merumuskan strategi yang tepat sehingga dapat mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) menganalisis dampak alih fungsi lahan sawah terhadap produksi padi; 2) menganalisis laju perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi; 3) melakukan proyeksi pemenuhan pangan hingga 2038; dan 4) merumuskan strategi Pemerintah Kabupaten Kudus dalam peningkatan ketahanan pangan di wilayahnya. Penelitian ini menggunakan analisis dampak produksi untuk menghitung kehilangan produksi padi disebabkan alih fungsi lahan sawah, analisis deskriptif kuantitatif dan regresi linear berganda untuk menganalisis laju perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi, analisis neraca pangan surplus-defisit untuk menghitung proyeksi pemenuhan pangan, serta analisis A’WOT untuk merumuskan strategi peningkatan ketahanan pangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat indikasi alih fungsi lahan sawah menyebabkan penurunan produksi pangan. Alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Kudus berpotensi menyebabkan hilangnya produksi padi sebesar 13.897,04 ton atau setara 868,57 ton per tahun. Laju pertumbuhan produksi padi, produktivitas padi, dan luas panen padi dari tahun 2004 hingga 2023 masing-masing sebesar 2,39%, 0,74%, dan 1,86% per tahun. Sementara itu, faktor-faktor lain seperti penggunaan pupuk bersubsidi cenderung menurun, anggaran pemerintah cenderung meningkat, dan harga beras cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Faktor yang berpengaruh signifikan terhadap produksi padi adalah luas lahan sawah, sedangkan anggaran pemerintah dan harga pupuk tidak berpengaruh. Pada skenario optimis, Kabupaten Kudus diproyeksikan masih mengalami surplus beras sebesar 9.224 ton pada 2038. Pada skenario pesimis, Kabupaten Kudus diproyeksikan mengalami defisit beras sebesar 4.549 ton pada 2038. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Kudus belum mampu memenuhi kebutuhan beras penduduknya secara mandiri dari tahun 2024 hingga 2038. Apabila tren produksi beras stagnan dan tidak ada upaya serius dalam melindungi lahan pertanian pangan, hal ini berpotensi menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan penduduk di masa mendatang. Perumusan strategi peningkatan ketahanan pangan menghasilkan sepuluh alternatif strategi. Strategi prioritas yang dapat dilakukan Pemerintah Kabupaten Kudus secara berurutan, yaitu: 1) meningkatkan sinergitas program/kegiatan lintas sektoral, 2) menyusun kebijakan pangan daerah yang terpadu, dan 3) melakukan intensifikasi pertanian.