Uji Konfirmasi Metode Analisis Hidrogen Peroksida (H2O2) secara Kualitatif pada Sampel Kikil Sapi

Abstract

Hidrogen peroksida (H2O2) masih digunakan secara tidak semestinya dalam pengolahan kikil sapi untuk memutihkan warna dan memperpanjang masa simpan. Penelitian ini bertujuan mengonfirmasi keandalan metode analisis kualitatif berbasis kalium iodida (KI) dan membandingkan metode deteksi kualitatif dan kuantitatif untuk mengidentifikasi keberadaan H2O2 pada produk pangan olahan. Metode kualitatif dikembangkan berdasarkan reaksi redoks antara H2O2 dan kalium iodida (KI) dalam suasana asam yang menghasilkan iodin bebas. Iodin tersebut membentuk kompleks biru dengan indikator kanji sebagai penanda positif. Metode ini menunjukkan respon cepat (<10 menit), sensitivitas tinggi, LOD 0,0001% w/v, serta presisi baik dengan nilai RSD < 5% pada tujuh kali pengulangan oleh tiga analis berbeda. Sebagai pembanding, metode kuantitatif menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dengan Detektor Diode Array (DAD) dan Fluorescence (FLD), yang masing-masing didasarkan pada pembentukan kompleks vanadium-peroxo dan reaksi Fenton. Hasil pengujian menunjukkan linearitas sangat baik (R² > 0,997), presisi (%RSD) < 10%, akurasi 84–107%, dan LOD masing-masing 0,30 mg/L dan 0,001 mg/L. Penerapan metode ini pada sampel cumi-cumi kering berbumbu berhasil mendeteksi residu H2O2 sebesar 15,4–258,1 mg/kg. Dengan demikian, metode kualitatif berbasis reaksi redoks ini dapat digunakan sebagai uji penyaringan cepat sebelum analisis kuantitatif dengan HPLC

Hydrogen peroxide (H2O2) is still used inappropriately in beef tendon processing to whiten the color and extend the shelf life. This study aims to confirm the reliability of a potassium iodide (KI)-based qualitative analysis method and compare qualitative and quantitative detection methods to identify the presence of H2O2 in processed food products. The qualitative method was developed based on the redox reaction between H2O2 and potassium iodide (KI) in an acidic environment that produces free iodine. The iodine forms a blue complex with a starch indicator as a positive marker. This method shows a fast response (<10 minutes), high sensitivity LOD 0.0001% w/v, and good precision with an RSD value of <5% in seven repetitions by three different analysts. As a comparison, the quantitative method uses High Performance Liquid Chromatography (HPLC) with a Diode Array (DAD) and Fluorescence (FLD) Detector, which are based on the formation of a vanadium-peroxo complex and the Fenton reaction, respectively. The test results showed excellent linearity (R² > 0.997), precision (%RSD) < 10%, accuracy of 84–107%, and LOD of 0.30 mg/L and 0.001 mg/L, respectively. The application of this method to dried seasoned squid samples successfully detected H2O2 residues of 15.4–258.1 mg/kg. Thus, this redox reaction-based qualitative method can be used as a rapid screening test prior to quantitative analysis by HPLC.