Kualitas Pupuk Organik Cair Feses Kambing dengan Bioaktivator yang Berbeda

Abstract

Limbah peternakan kambing menghasilkan limbah padat, cair, dan gas yang berpotensi mencemari lingkungan, sekaligus mengandung bahan organik dan unsur hara seperti nitrogen dan fosfor yang tinggi. Populasi kambing yang besar di Kabupaten Bogor, menghasilkan limbah dalam jumlah signifikan yang perlu dikelola secara berkelanjutan. Pemanfaatan limbah kotoran kambing sebagai bahan baku pupuk organik cair melalui fermentasi menggunakan bioaktivator dapat mempercepat penguraian dan meningkatkan kandungan unsur hara pupuk. Bioaktivator seperti EM4, M-21, dan MA-11 mengandung mikroorganisme yang berperan penting dalam proses fermentasi dan kualitas pupuk. Namun, informasi komparatif mengenai efektivitas masing-masing bioaktivator masih terbatas, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menentukan bioaktivator terbaik dalam pembuatan pupuk organik cair dari feses kambing. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas pupuk organik cair (POC) berbahan dasar feses kambing dengan menggunakan bioaktivator yang berbeda, yaitu EM4, M-21, dan MA-11. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Peternakan IPB University dari Mei hingga Juli 2025. Parameter yang diamati meliputi pH, suhu, dan kandungan unsur hara makro (N, P, K). Proses fermentasi dilakukan secara anaerob selama 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan menghasilkan POC dengan nilai pH dalam kisaran standar mutu (4–9) dan suhu fermentasi yang stabil. Kandungan nitrogen tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan bioaktivator EM4 sebesar 0,09%, sedangkan kandungan fosfor tertinggi sebesar 0,93% terdapat pada perlakuan dengan bioaktivator M-21 dan kandungan kalium tertinggi ditemukan pada perlakuan MA-11 (0,43%). Namun, secara keseluruhan, POC dengan bioaktivator EM4 menunjukkan kandungan hara total tertinggi (1,39%) dan paling mendekati standar mutu SNI 2019 (2–6%). Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bioaktivator EM4 paling efektif dalam meningkatkan kualitas pupuk organik cair dari feses kambing.

Goat livestock waste produces solid, liquid, and gaseous waste that has the potential to pollute the environment, while also containing organic matter and high levels of nutrients such as nitrogen and phosphorus. The large goat population in Bogor Regency generates a significant amount of waste that needs to be managed sustainably. Utilizing goat manure waste as raw material for liquid organic fertilizer through fermentation using bioactivators can accelerate decomposition and enhance ii the nutrient content of the fertilizer. Bioactivators such as EM4, M-21, and MA-11 contain microorganisms that play an important role in the fermentation process and fertilizer quality. However, comparative information on the effectiveness of each bioactivator is still limited, so this study aims to evaluate and determine the best bioactivator for producing liquid organic fertilizer from goat feces. This study aims to evaluate the quality of liquid organic fertilizer (LOF) based on goat feces using different bioactivators, namely EM4, M-21, and MA-11. The study was conducted at the Faculty of Animal Science, IPB University from May to July 2025. Observed parameters included pH, temperature, and macronutrient content (N, P, K). The fermentation process was carried out anaerobically for 28 days. The results showed that all treatments produced LOF with pH values within the quality standard range (4–9) and stable fermentation temperatures. The highest nitrogen content was obtained in the treatment with EM4 bioactivator at 0.09%, while the highest phosphorus content of 0.93% was found in the treatment with M-21 bioactivator, and the highest potassium content was found in the MA-11 treatment (0.43%). However, overall, LOF with EM4 bioactivator showed the highest total nutrient content (1.39%) and was closest to the 2019 SNI quality standard (2–6%). This study indicates that the use of EM4 bioactivator is most effective in improving the quality of liquid organic fertilizer from goat feces.