Show simple item record

dc.contributor.advisorWahjuningrum, Dinamella
dc.contributor.advisorWidanarni
dc.contributor.advisorSukenda
dc.contributor.authorJulaini, Nasri
dc.date.accessioned2025-10-06T09:19:00Z
dc.date.available2025-10-06T09:19:00Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171233
dc.description.abstractIkan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas unggulan akuakultur di Indonesia karena nilai gizinya yang tinggi dan pertumbuhannya yang cepat. Namun, budidaya intensif ikan lele sering menghadapi tantangan serius akibat infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, penyebab penyakit motile aeromonas septicemia (MAS). Infeksi ini tidak hanya menurunkan tingkat kelangsungan hidup ikan tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi pembudidaya. Selama ini, penggunaan antibiotik menjadi solusi utama, namun efektivitasnya semakin menurun akibat resistansi antimikroba. Oleh karena itu, diperlukan alternatif yang ramah lingkungan, salah satunya adalah pemanfaatan bakteriofag, yaitu virus yang secara spesifik membunuh bakteri patogen tanpa mengganggu mikroba lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengkarakterisasi, dan mengaplikasikan bakteriofag dalam pengendalian infeksi A. hydrophila pada ikan lele. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas dua tahap, yaitu uji in vitro dan in vivo. Pada tahap in vitro, bakteriofag diisolasi dari berbagai sumber, antara lain ikan, kolam budidaya, sungai, dan danau. Isolat bakteriofag yang diperoleh kemudian dikarakterisasi berdasarkan morfologi plak, densitas, kisaran inang, dan aplikasinya dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Uji in vitro terdiri dari enam perlakuan dengan tiga ulangan, yaitu kontrol negatif (KN), kontrol positif (KP), kontrol antibiotik (KA), serta tiga perlakuan bakteriofag dengan nilai multiplicity of infection (MOI) yang berbeda, MOI 0,1 (P0,1), MOI 1 (P1), dan MOI 10 (P10). Pada tahap in vivo, ikan lele diinjeksi dengan A. hydrophila pada konsentrasi 106 CFU mL-1 , kemudian diberikan perlakuan bakteriofag setelah tiga jam uji tantang melalui injeksi intramuskular. Parameter yang diamati meliputi kelangsungan hidup, relative percent survival, jumlah populasi bakteri di organ hati dan ginjal, parameter hematologi (jumlah leukosit, eritrosit, kadar hemoglobin, hematokrit, dan aktivitas fagositosis), gejala klinis, serta tingkat kerusakan histopatologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteriofag yang diisolasi dari sampel air kolam budidaya lele di Wilayah Dramaga, Kabupaten Bogor yang ditandai dengan terbentuknya plak pada media double layer agar. Isolat bakteriofag memiliki densitas yang tergolong tinggi sebesar 5,68 x 109 PFU mL-1 dengan plak berbentuk bulat, jernih, dengan diameter plak 0,17-0,35 cm, serta spesifisitas tinggi terhadap isolat A. hydrophila AH03 koleksi LKOA (menunjukkan kemiripan sebesar 99,27% dengan A. hydrophila strain ATCC 7966). Uji efektivitas membuktikan bahwa semua perlakuan bakteriofag dapat menurunkan kepadatan bakteri A. hydrophila pada jam ke-7 serta berbeda signifikan (p<0,05) dibandingkan perlakuan kontrol K+, dengan MOI 10 (P10) menunjukkan efek bakteriolitik terbaik. Pada uji in vivo menunjukkan bahwa perlakuan bakteriofag dengan dosis berbeda (P10, P1, dan P0,1) meningkatkan kelangsungan hidup ikan lele secara signifikan (74%, 61%, dan 60%) dibandingkan kontrol positif (K+) yang hanya mencapai 42%. Perlakuan bakteriofag juga mampu mengurangi populasi bakteri A. hydrophila pada organ hati dan ginjal, serta meningkatkan parameter respons imun seperti leukosit total, eritrosit total, aktivitas fagositosis, kadar hemoglobin, dan hematokrit. Gejala klinis pada kelompok bakteriofag lebih ringan dibandingkan K+ yang menunjukkan kerusakan parah. Histopatologi jaringan hati pada kelompok bakteriofag mengalami kerusakan lebih ringan dibandingkan K+, yang ditandai dengan nekrosis luas. Kesimpulan penelitian ini bakteriofag litik spesifik A. hydrophila AH03 berhasil diisolasi dari air kolam budidaya ikan lele di Wilayah Dramaga, Kabupaten Bogor dan berpotensi sebagai agen pengendali infeksi, dengan hasil terbaik pada dosis MOI 10 (P10). Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu penggunaan cocktail bakteriofag dan analisis genom untuk meningkatkan efektivitas pengendalian infeksi.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleIsolasi, Karakterisasi, dan Aplikasi Bakteriofag untuk Pengendalian Infeksi Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Clarias gariepinusid
dc.title.alternativeIsolation, Characterization, and Application of Bacteriophages for Controlling Aeromonas hydrophila Infection in African catfish (Clarias gariepinus)
dc.typeTesis
dc.subject.keywordAeromonas hydrophilaid
dc.subject.keywordbakteriofag litikid
dc.subject.keywordikan leleid
dc.subject.keyworduji in vitroid
dc.subject.keyworduji in vivoid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record