Variasi Karakter Morfometrik dan Biovolumetrik Noctiluca scintillans dari Teluk Jakarta dan Teluk Miyagi
Date
2025Author
Haryanto, Radixa Radhya Ramadhan
Subhan, Beginer
Ismet, Meutia Samira
Adriani
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini menganalisis variasi karakter morfometrik dan biovolumetrik Noctiluca scintillans di dua wilayah dengan kondisi lingkungan kontras: Teluk Jakarta dan Miyagi, Jepang. Parameter yang diamati meliputi diameter sel, biovolume, rasio diameter sel, rasio luas permukaan terhadap volume (SA:V), dan rasio inti terhadap sitoplasma (N:S). Sampel Teluk Jakarta diperoleh melalui koleksi lapangan, sementara data Miyagi didapat berupa citra mikroskopis. Analisis dilakukan menggunakan perangkat lunak ImageJ, dengan koreksi penyusutan akibat fiksasi formalin, serta uji statistik dan analisis faktor (CABFAC) untuk mengkaji keterkaitan morfometrik dengan parameter lingkungan.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan antara kedua lokasi. Sel N. scintillans di Miyagi memiliki diameter dan biovolume lebih besar (rata-rata 462,3 µm; 5,53×107 µm³) dibandingkan Teluk Jakarta (305,7 µm; 1,62×107 µm³). Sebaliknya, populasi Teluk Jakarta menunjukkan nilai SA:V dan N:S yang lebih tinggi, mengindikasikan adaptasi terhadap lingkungan tropis yang fluktuatif dengan ketersediaan nutrien tinggi, yang menuntut efisiensi difusi zat namun meningkatkan risiko stres metabolik. Rasio diameter sel tidak berbeda signifikan, namun variasi bentuk lebih besar ditemukan di Teluk Jakarta. Koreksi penyusutan formalin menegaskan konsistensi tren perbedaan ukuran.
Analisis faktor mengidentifikasi suhu sebagai variabel lingkungan yang memiliki hubungan negatif dengan ukuran sel. Hasil ini mendukung teori aturan ukuran–suhu, di mana suhu tinggi cenderung menghasilkan sel berukuran lebih kecil. Perbandingan dengan studi global menunjukkan tren serupa: populasi di perairan beriklim sedang umumnya berukuran lebih besar dibandingkan tropis.
Penelitian ini memperkaya pemahaman tentang plastisitas morfologi N. scintillans dan implikasinya terhadap ekologi plankton, termasuk potensi pembentukan blooming (red tide). Temuan ini bermanfaat untuk pemantauan lingkungan pesisir, mitigasi dampak HABs, dan pengelolaan sumber daya perairan. Disarankan penelitian lanjutan mencakup parameter nutrien, analisis genetik, pengamatan multi-musim, dan pencitraan 3D untuk meningkatkan akurasi pengukuran serta pemahaman adaptasi spesies ini.
Collections
- MT - Fisheries [3193]
