Analisis Perilaku Konsumen Ban Passenger Radial Goodyear dan Pesaingnya Di Kota Medan
View/ Open
Date
2006-04-13Author
Kurniawan, Rahman
Daryanto, Heny K.
Sarma, Ma'Mun
Metadata
Show full item recordAbstract
PT Goodyear Indonesia pernah mengalami masa jaya sebagai pemimpin pasar di Indonesia dalam kurun waktu belasan tahun hingga akhir tahun 1990-an. Namun pada pertengahan tahun 1990-an ketika kondisi pasar sudah berubah, para pesaing datang dengan strategi yang baru, serta profil konsumen sudah berbeda dengan profil yang mungkin dipakai sebagai asumsi dalam perumusan strategi pemasaran Goodyear pada saat itu, Goodyear mulai kehilangan pangsa pasarnya. Secara perlahan Bridgestone mulai mengambil pangsa pasar Goodyear dan naik menjadi pemimpin pasar, bahkan meninggalkan Goodyear jauh di belakang. Persaingan semakin ketat lagi dengan masuknya beberapa merk-merk global ke pasar Indonesia, disamping berdirinya beberapa produsen lokal yang mengusung merk sendiri. Berlakunya AFTA semakin menambah ketat persaingan dalam industri ban di Indonesia.
Pada tahun tahun 2000-2001, manajemen PT Goodyear Indonesia mengambil langkah recovery untuk mengembalikan merk Goodyear kepada keadaan di masa jayanya. Semua produk yang dianggap memiliki citra dan persepsi negatif di pasar Indonesia, secara bertahap dihentikan produksinya dan diganti dengan produk-produk baru yang lebih sesuai dengan kondisi pasar di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa sejak itu setiap tahun PT Goodyear Indonesia meluncurkan produk-produk baru, sehingga pada tahun 2003-2004 semua produk lama sudah tidak lagi diproduksi sama sekali, diganti dengan produk-produk baru yang secara kualitas jauh lebih baik.
Perbaikan ini ternyata tidak serta merta diiringi dengan perbaikan dalam pangsa pasar Goodyear di Indonesia. Tampaknya pengembangan produk tersebut belum memperbaiki kondisi image Goodyear untuk kembali ke masa jayanya di tahun 1980-an hingga awal 1990-an. Dari riset internal SMART Study yang dilakukan oleh manajemen PT Goodyear Indonesia, nampaknya konsumen belum sepenuhnya yakin dengan kualitas ban Goodyear. Muncul pertanyaan, mengapa perbaikan tersebut tidak sampai secara efektif di tingkat konsumen. Bisa jadi strategi komunikasinya salah, atau mungkin manajemen pemasaran Goodyear tidak tepat dalam memetakan konsumennya.
Dari analisis internal tahunan yang tercantum dalam Goodyear Marketing Planning System (GMPS, 2003), telah diantisipasi beberapa masalah yang dianggap sebagai kelemahan dan tantangan Goodyear di pasar, antara lain (1) Persepsi kualitas yang masih rendah dibandingkan merk-merk ban global lain, (2) Rendahnya pangsa pasar di penjualan ke pabrikan mobil (Original Equipment market), dibandingkan dengan Bridgstone, (3) Jumlah jaringan toko yang lebih rendah dari Bridgestone, yaitu 60 Goodyear dan 150 buah Bridgestone, (4) Asia Free Trade Area (AFTA). yang semakin memudahkan masuknya merk-merk global yang diproduksi di negara ASEAN ke pasar Indonesia. Oleh karena itu, gambaran mengenai....dst.
Collections
- MT - Business [4039]
