Strategi Pengembangan Penangkaran Bibit Kentang G-3 Berasal Dar G-2 Pada Pt. Aal Di Jawa Tengah
View/ Open
Date
2006-03-07Author
Prijanto, Agus
Sanim, Bunasor
Marimin
Metadata
Show full item recordAbstract
Bagi bangsa Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa pada saat ini, pengadaan pangan merupakan masalah yang sangat serius untuk ditangani. Ketahanan pangan (food security) sangat erat kaitannya dengan stabilitas ekonomi, biaya produksi dan stabilitas sosial politik nasional. Ketahanan pangan tidak hanya menyangkut kuantitas yaitu menyangkut aspek penyediaan jumlah pangan yang selalu meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan, tetapi kualitas dan keaneka ragaman bahan pangan juga harus dipenuhi untuk mengantisipasi perubahan preferensi konsumen yang semakin peduli pada masalah gaya hidup, kesehatan dan kebugaran. Kentang memiliki keunggulan sebagai bahan pangan karena memiliki kandungan nilai gizi yang tinggi. Posisi komoditi kentang sebagai salah satu bahan pangan alternatif menjadi sangat penting untuk dikembangkan. Salah satu kendala dalam memproduksi kentang adalah belum tersedianya bibit kentang yang berkualitas tinggi dan terjangkau oleh petani. Menurut Armini, Watimena dan Gunawan (1992), salah satu penyebab rendahnya standar mutu dan tingkat produktivitas kentang di Indonesia adalah masalah penyediaan bibit kentang, baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Dari data dari Direktorat Produksi Hortikultura Dan Aneka Tanaman (2005), menunjukan bahwa pada tahun 2004 kebutuhan bibit kentang sebesar 108.426.000 kg sedangkan ketersediaan bibit hanya sebesar 4.702.932 kg (4,3%) yang diperoleh dari produksi hibit dalam regeri besar 2.950.830 kg (2,7%) dan impor sebesar 1.752.102 kg (1,6%). Berdasarkan kebutuhan bibit yang sangat tinggi tetapi ketersediaan bibit rendal, penangkaran bibit masih sangat menjanjikan. PT AAL sebagai usaha rusaha agribisnis yang telah lama mengelola bisnis kentang, berusaha mengeragkan penangkaran bibit kentang G-3 berasal dari G-2.
Permasalah pengembangan penangkaran bibit kentang G-3 berase: dari G-2, adalah bagaimana kelayakan investasi penangkaran bibit kentang dengan menggunakan bibit G-2 untuk menghasilkan bibit kentang G-3, faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi perkembangan dan tingkat keberhasilan industri benih dan strategi apa saja yang akan diterapkan dimasa yang akan datang dalam rangka pengembangan penangkaran bibit kentang di Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kelayakan investasi penangkaran bibit kentang di daerah Jawa Tengah berdasarkan analisis financial, Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor eksternal dan tingkat keberhasilan dalam industri bibit kentang di Jawa Tengah dan Memformulasikan strategi yang tepat dimasa yang akan datang dalam rangka pengembangan agribisnis penangkaran bibit kentang di Jawa Tengah.
Penelitian ini dilaksanakan di PT. AAL, yang berlokasi di Jalan Gunung Slamet Raya no. 29 Purwokerto, Jawa Tengah selama tiga bulan, yaitu dari bulan Mei sampai Juli 2005. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pengambilan contoh menggunakan metode purposive sampling. Jenis data yang ....dst.
Collections
- MT - Business [4039]
