Tingkat Pengetahuan dan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Petani Sayur di Desa Ciherang dan Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur
Abstract
Tingginya proporsi pekerja informal di sektor pertanian di Indonesia dan Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa petani rentan terhadap risiko kecelakaan kerja akibat minimnya perlindungan dan informasi K3. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada petani sayur di Kelompok Tani Mandiri (Desa Ciputri) dan Kelompok Tani Utama (Desa Ciherang), menganalisis faktor yang memengaruhinya, serta mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan intensitas kecelakaan kerja yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yang didukung dengan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner pada 50 responden dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan umumnya petani pada kedua kelompok tani memiliki tingkat pengetahuan mengenai K3 berada pada kategori tinggi dan intensitas kecelakaan kerja pada kategori rendah. Hasil uji regresi berganda menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan intensitas kecelakaan kerja (p> 0.05). Kesenjangan antara tingkat pengetahuan dan praktik ini dipengaruhi oleh faktor non-pengetahuan seperti budaya kerja, persepsi risiko rendah, jarang diadakannya pelatihan, dan ketidaknyamanan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Disarankan kepada pihak terkait untuk meningkatkan program pelatihan K3 yang lebih intensif dan praktik dengan berfokus pada simulasi penggunaan APD yang nyaman. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mendalami aspek psikologis dan kehidupan sosial yang lebih dominan dalam memengaruhi perilaku petani. The high propotion of informal workers in the agricultural sector in Indoensia and West Java indicates that farmers are vulnerable to occupational accident risks due to minimal protection and Occupational Safety and Healty (OSH) information. This study aimed to identify the level of Occupational Safety and Healty knowledge and application among vegetable farmers in Mandiri Farmer Group (Ciputri Village) and Utama Farmer Group (Ciherang Village), analyze the influencing factors, and detemine the relationship between knowledge levels and the intensity of work accidents. A quantitative method supported by a qualitative approach was used. Data was collected through questionnaires administered to 50 respondents and in depth inteviews. The results showed that most farmers’ Occupational Safety and Healty knowledge in both farmer groups was in the high category.and the intensity of work accident was in the low category. The Spearman correlation test revealed no significant relationship between knowledge levels and the intensity of work accidents (p > 0.05). This gap between knowledge and practice is influenced by non-knowledge factors such as work culture, low-risk perception, infrequent training, and discomfort in using Personal Protective Equipment (PPE). It is recommended that relevant stakeholders enhance more intensive and practical OSH training programs, with a focus on simulating the use of comfortable PPE. Future research is expected to delve deeper into the psychological and social aspects that more dominantly influence farmers’ behavior.
