Show simple item record

dc.contributor.authorPermana, Idat Galih
dc.date.accessioned2025-09-10T02:11:50Z
dc.date.available2025-09-10T02:11:50Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171049
dc.description.abstractSusu merupakan sumber protein hewani berkualitas tinggi yang berperan strategis dalam peningkatan gizi masyarakat. Namun, produktivitas susu di Indonesia masih rendah, dengan konsumsi nasional hanya 16,5 liter/kapita/tahun (BPS 2024), jauh tertinggal dari negara tetangga. Kesenjangan ini mencerminkan ketergantungan tinggi pada impor dan rendahnya produktivitas sapi perah dalam negeri. Tantangan utama meningkatkan produksi melalui peningkatan produktivitas per ekor, bukan sekadar populasi. Upaya peningkatan produksi yang hanya bertumpu pada penambahan populasi sapi perah adalah strategi tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, peningkatan produktivitas per ekor melalui optimalisasi nutrisi menjadi keharusan strategis. Dalam konteks ini, protein memegang posisi penting, tidak hanya karena perannya sebagai prekursor utama sintesis susu, tetapi juga karena menjadi komponen pakan berbiaya tertinggi. Masalah spesifik pada pakan tropis adalah tingginya fraksi protein terdegradasi di rumen (RDP) yang tanpa sinkronisasi pasokan energi fermentabel akan menyebabkan nitrogen terbuang, menambah beban metabolik ternak, dan menurunkan efisiensi sintesis protein mikroba. Paradigma pemberian pakan yang hanya berorientasi pada pemenuhan kadar protein kasar (PK) tidak lagi memadai. Orasi ini menekankan manajemen fraksi protein presisi, termasuk pengaturan laju degradasi melalui rekayasa protein pakan. Pendekatan ini adalah inti konsep nutrisi presisi, yaitu menyesuaikan pasokan nutrien sesuai kebutuhan aktual ternak, meminimalkan pemborosan, dan mengurangi dampak lingkungan. Pemahaman fisiologi rumen sebagai fermentor biologis adalah prasyarat. Di dalam rumen, mikroba mengolah pakan menjadi energi (VFA) dan protein mikroba berkualitas tinggi. Kunci efisiensi terletak pada keseimbangan antara RDP untuk mikroba dan protein lolos cerna (RUP) untuk ternak, yang didukung sinkronisasi energi-protein dan kondisi rumen optimal. Rekayasa protein pakan lokal bukan hanya soal teknis, tetapi juga hal strategis ketahanan pangan dan kemandirian industri susu nasional. Dengan mengolah pakan lokal seperti leguminosa dan hasil samping agroindustri melalui proteksi (pemanasan, secara kimia, atau perlakuan tanin), ketergantungan pada bahan impor dapat ditekan. Hasil penelitian menunjukkan teknologi proteksi protein mampu meningkatkan RUP, memperbaiki profil asam amino di usus, dan meningkatkan produksi serta kualitas susu. Dampak ekonominya berupa efisiensi biaya pakan, sedangkan lingkungan diuntungkan dari berkurangnya ekskresi nitrogen. Dengan demikian, rekayasa protein pakan lokal dalam strategi nutrisi presisi menawarkan solusi ilmiah berkelanjutan. Tantangan ke depan adalah membangun ekosistem pendukung kuat agar inovasi dapat diterapkan konsisten, sehingga citacita swasembada susu nasional terwujud tanpa mengorbankan kelestarian sumber daya alam.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnimal Nutritionid
dc.titleRekayasa Protein Pakan Lokal Sebagai Strategi Nutrisi Presisi Pada Produksi Susu Di Daerah Tropisid
dc.typeOtherid
dc.subject.keywordDegrabiliti Pakanid
dc.subject.keywordSapi Perahid
dc.subject.keywordRekayasa protein pakanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record