| dc.contributor.advisor | Ardiansyah, Muhammad | |
| dc.contributor.advisor | Iskandar, Wahyu | |
| dc.contributor.author | Azzaini, Fathan Muhammad | |
| dc.date.accessioned | 2025-08-29T02:54:31Z | |
| dc.date.available | 2025-08-29T02:54:31Z | |
| dc.date.issued | 2025 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/170909 | |
| dc.description.abstract | Penggunaan drone sebagai alat pemantauan suhu permukaan lahan atau
Land Surface Temperature (LST) semakin berkembang, khususnya dalam bidang
pertanian presisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beda waktu
dan tinggi terbang drone terhadap akurasi nilai LST pada lahan jagung di Kebun
Percobaan Cikabayan, IPB University. Data dikumpulkan menggunakan drone DJI
Mavic 3T dengan sensor termal pada ketinggian 20, 40, dan 60 meter serta waktu
pengambilan pukul 10.00, 12.00, dan 14.00 WIB. Kalibrasi dilakukan
menggunakan kamera Minolta sebagai pembanding nilai suhu lapangan. Hasil
menunjukkan bahwa nilai LST cenderung lebih akurat pada ketinggian rendah,
terutama 20 meter, dan waktu pengambilan pukul 12.00 menghasilkan nilai
koefisien determinasi (R²) tertinggi sebesar 0,6427. Namun, nilai RMSE terkecil
ditemukan pada pukul 10.00 dengan ketinggian 20 meter, yang menandakan
kombinasi optimal untuk pemetaan LST. Penelitian ini menegaskan pentingnya
mempertimbangkan waktu dan ketinggian terbang drone untuk memperoleh data
suhu permukaan yang akurat di sektor pertanian. | |
| dc.description.abstract | The use of drones for monitoring Land Surface Temperature (LST) is rapidly
advancing, particularly in the field of precision agriculture. This study aims to
examine the influence of different flight times and altitudes on the accuracy of LST
values in a corn field located at the Cikabayan Experimental Farm, IPB University.
Data were collected using a DJI Mavic 3T drone equipped with a thermal sensor at
altitudes of 20, 40, and 60 meters and at three different times: 10:00, 12:00, and
14:00 local time (WIB). Calibration was conducted using a Minolta thermal camera
as a ground reference. The results showed that LST values tended to be more
accurate at lower altitudes, particularly at 20 meters. Additionally, data acquired at
12:00 yielded the highest coefficient of determination (R² = 0.6427). However, the
lowest Root Mean Square Error (RMSE) was recorded at 10:00 at 20 meters altitude,
indicating the optimal combination for LST mapping. This research highlights the
importance of considering both acquisition time and drone flight altitude to obtain
accurate surface temperature data in the agricultural sector. | |
| dc.description.sponsorship | | |
| dc.language.iso | id | |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | Pengaruh Ketinggian Terbang dan Waktu Akuisisi Drone Terhadap Land Surface Temperature di Lahan Jagung Kebun Percobaan Cikabayan | id |
| dc.title.alternative | The Influence of Drone Flight Altitude and Acquisition Time on Land Surface Temperature in a Corn Field at Cikabayan Experimental Farm. | |
| dc.type | Skripsi | |
| dc.subject.keyword | drone | id |
| dc.subject.keyword | flight altitude | id |
| dc.subject.keyword | flight time | id |
| dc.subject.keyword | LST | id |