Formulasi Streptomyces Penghasil Glukanase sebagai Pengendali Cendawan Fitopatogen Fusarium oxysporum

Abstract

Fusarium oxysporum merupakan salah satu cendawan fitopatogen penyebab rebah kecambah yang mengakibatkan rendahnya produktivitas kedelai nasional. Pengendalian cendawan fitopatogen dapat dilakukan dengan penggunaan agen biokontrol seperti Streptomyces. Streptomyces mampu memproduksi enzim ß-glukanase yang efektif menghancurkan dinding sel cendawan. Penelitian ini bertujuan membuat formula Streptomyces dan menguji pengaruh pengaplikasian formula Streptomyces dalam mengendalikan penyakit busuk akar yang disebabkan cendawan F. oxysporum. Tiga isolat Streptomyces sp. asal rizosfer jagung (ARJ) penghasil enzim glukanase yang ditumbuhkan pada medium ISP-4 dan kaldu ubi dengan penambahan 0,5% glukan digunakan dalam formulasi. Pengujian aktivitas anticendawan menunjukkan potensi Streptomyces spp. dalam mengendalikan F. oxysporum. Viabilitas isolat pada formulasi menunjukkan viabilitas sel pada rataan 108 CFU/g in planta setelah 2 minggu penyimpanan, akan tetapi, kejadian penyakit pada pengaplikasian in planta formula Streptomyces spp. tergolong masih tinggi dan diperlukan adanya optimalisasi formulasi dan optimalisasi faktor eksternal.

Fusarium oxysporum is one of the phytopathogenic fungi that causes seedling blight, resulting in low national soybean productivity. Control of phytopathogenic fungi can be achieved by biocontrol agents such as Streptomyces. Streptomyces can produce ß-glucanase enzymes that effectively destroy fungal cell walls. This study aims to develop a Streptomyces formula and examine the effect of applying the Streptomyces formula in controlling root rot caused by the fungus F. oxysporum. Three Streptomyces sp. isolates from corn rhizosphere (ARJ) that produce glucanase enzymes, grown on ISP-4 medium and sweet potato broth with the addition of 0,5% glucan, were used in the formulation. Antifungal activity testing demonstrated the potential of Streptomyces spp. in controlling F. oxysporum. The viability of the isolates in the formulation at an average of 108 CFU/g in planta after two weeks of storage; however, disease incidence in the in planta application of the Streptomyces spp. formulation remained high, necessitating formulation optimization and optimization of external factors.