Show simple item record

dc.contributor.advisorSunkar, Arzyana
dc.contributor.advisorAndriani, Reni
dc.contributor.authorAyudya, Zahrani Eli
dc.date.accessioned2025-08-27T07:50:30Z
dc.date.available2025-08-27T07:50:30Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/170625
dc.description.abstractSistem matrilineal masyarakat Enggano menegaskan peran penting perempuan dalam konservasi lingkungan, menantang paradigma konvensional pengelolaan sumber daya alam. Penelitian ini mendokumentasikan praktik konservasi oleh perempuan Enggano serta menganalisis pengaruh sistem matrilineal terhadap akses dan kontrol sumber daya. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi partisipatif, dan studi literatur, kemudian dianalisis dengan pendekatan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan memegang peran kunci dalam konservasi berbasis keluarga melalui perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati, dan pemanfaatan sumber daya secara lestari, serta pemeliharaan pengetahuan lokal. Perempuan memperoleh akses dan kontrol lebih besar terhadap kebun, ternak, bahan pangan, dan tanaman obat, namun keterlibatannya dalam pengambilan keputusan formal masih terbatas karena kepemimpinan adat didominasi laki-laki. Sistem matrilineal memperkuat posisi perempuan dalam pemanfaatan sumber daya, tetapi belum sepenuhnya menghapus ketimpangan gender di tingkat komunal, bahkan ketika perempuan terlibat aktif dalam pemeliharaannya.
dc.description.abstractThe matrilineal system of the Enggano community highlights women’s crucial roles in environmental conservation, challenging conventional resource management paradigms. This study documents Enggano women’s conservation practices and examines how matrilineal inheritance influences access and control over natural resources. Data were gathered through interviews, participant observation, and literature review, then analyzed using a triangulated approach. Results show that women play key roles in family-based conservation through protecting life-support systems, preserving biodiversity, utilizing natural resource sustainably, and maintaining local ecological knowledge. In Enggano, women have greater access and control to gardens, livestock, food, and medicinal plants, yet their involvement in formal decision-making remains limited under male-dominated traditional leadership. While the matrilineal system strengthens women’s authority in resource use, it does not fully remove gender inequality at the communal level, even when women are actively involved in their maintenance.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKontribusi Sistem Matrilineal Perempuan Enggano dalam Praktik Konservasi Lingkunganid
dc.title.alternative
dc.typeSkripsi
dc.subject.keywordAkses dan kontrolid
dc.subject.keywordkesetaraan genderid
dc.subject.keywordPeran perempuanid
dc.subject.keywordsumber daya alamid
dc.subject.keywordekosistem pulauid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record