Sifat Fisis dan Mekanis Bilah Bambu Betung dengan Variasi Ketinggian Tempat Tumbuh dan Bagian Batang

Abstract

Bambu betung merupakan alternatif pengganti kayu yang potensial, namun penelitian mengenai sifat fisis dan mekanis bilah bambu masih terbatas. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh ketinggian tempat tumbuh, bagian batang, dan lokasi rumpun terhadap sifat fisis dan mekanis, serta membandingkan pengujian destruktif dan non-destruktif. Pengujian fisis mencakup kadar air, kerapatan, berat jenis,dan rasio penyusutan tangensial/radial, sedangkan pengujian mekanis mencakup Modulus of Elasticity (MOE), Modulus of Rupture (MOR), kekuatan tarik, serta Modulus Elastisitas Dinamis (MOEd). Hasilnya, semua faktor tersebut secara signifikan memengaruhi sifat fisis dan mekanis bilah bambu. Bambu dari dataran sedang menunjukkan nilai kekuatan tarik, MOE, dan MOR tertinggi, sementara dataran rendah memiliki kerapatan dan berat jenis tertinggi. Kekuatan tarik tertinggi ditemukan pada bagian pangkal batang. Namun, hubungan antara MOEd dan sifat lainnya sangat terbatas, dengan koefisien korelasi (r) tertinggi hanya 0,467.

Betung bamboo is a potential alternative to wood, but research on the properties of its blades is limited. This study aims to analyze the influence of growing altitude, culm section, and clump location on the physical and mechanical properties of the bamboo blades, and to compare destructive and non-destructive testing. Physical properties tested included moisture content, density, specific gravity, and the tangential-to-radial shrinkage ratio, while mechanical tests covered Modulus of Elasticity (MOE), Modulus of Rupture (MOR), tensile strength, and Dynamic Modulus of Elasticity (MOEd). The results showed that all these factors significantly affect the bamboo blades' properties. However, the relationship between MOEd and other properties was very limited, with the highest coefficient of correlation (r) being only 0.467.