Show simple item record

dc.contributor.advisorRiyanto, Mochammad
dc.contributor.advisorPurwangka, Fis
dc.contributor.advisorPrasetyo, Andhika Prima
dc.contributor.authorAgustian, Yoppie
dc.date.accessioned2025-08-27T04:06:15Z
dc.date.available2025-08-27T04:06:15Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/170540
dc.description.abstractPembatasan perdagangan hiu dan pari merupakan instrumen penting dalam pengelolaan sumber daya yang rentan terhadap kepunahan. Pembatasan dilakukan melalui pengaturan jumlah tangkapan, ukuran minimal, dan alokasi kuota. Namun, perdagangan produk bernilai ekspor tinggi seperti sirip tidak berdasarkan jumlah individu, dan data konversi kondisi basah-kering masih terbatas. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor koreksi ukuran hiu lanjaman (Carcharhinus falciformis) yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Luar, mengingat statusnya sebagai spesies dilindungi terbatas dan tercantum pada Apendiks II CITES. Selain itu, penelitian ini mengungkapkan karakteristik operasional perikanan hiu di wilayah tersebut, meliputi jumlah izin, kapasitas kapal, serta area penangkapan utama. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan pengukuran langsung terhadap 50 sampel hiu lanjaman, analisis hubungan panjang-berat hiu lanjaman mengkonfirmasi pola pertumbuhan alometrik positif, di mana pertambahan bobot lebih dominan dibandingkan pertambahan panjang. Temuan kunci lainnya adalah penetapan rasio berat sirip terhadap berat total utuh hiu; persentase berat sirip basah berkisar antara 2.80±0.21% hingga 3.01±0.21%, sedangkan sirip kering 1.21±0.16% hingga 1,29±0.16%. Angka-angka ini secara signifikan lebih rendah dari rekomendasi konversi 5% yang saat ini digunakan untuk kuota ekspor oleh KKP, mengindikasikan potensi kelonggaran yang substansial dalam penetapan kuota. Selain itu, penelitian ini mengukur penyusutan panjang dan berat sirip selama proses pengeringan, menunjukkan penyusutan panjang rata-rata 4.8±2.33% hingga 8.16±3.78% dan penyusutan berat rata-rata 60.13±4.26%, yang penting untuk estimasi nilai pasar. Selain itu, model regresi linier telah dikembangkan untuk memprediksi ukuran panjang total (TL) dan berat total (TW) hiu dari panjang sirip keringnya. Perbandingan hasil penelitian dengan rekomendasi otoritas ilmiah menunjukkan bahwa sirip pectoral kanan (Pa) dan kiri (Pi) sangat selaras dengan standar ekspor 35 cm, namun apabila menggunakan patokan TW sebagai Y=40 kg rekomendasi standar ekspor ukuran Pa dan Pi sedikit lebih kecil yaitu sekitar 33 cm, sementara sirip dorsal pertama (D1) dengan prediksi sekitar 19 cm untuk hiu 200 cm TL atau 40 kg TW ditemukan lebih kecil dari rekomendasi otoritas ilmiah yakni sepanjang 23 cm, menyoroti perlunya harmonisasi standar. Secara keseluruhan, penelitian ini menyediakan landasan ilmiah empiris yang vital untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan hiu lanjaman di Indonesia, terutama dalam verifikasi ukuran dan alokasi kuota ekspor yang lebih akuntabel dan berbasis konservasi.
dc.description.sponsorshipKementerian Kelautan dan Perikanan
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleFAKTOR KOREKSI UKURAN HIU LANJAMAN (Carcharhinus falciformis) YANG DIDARATKAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNG LUARid
dc.title.alternativeCorrection Factor for the Size of Silky Sharks (Carcharhinus falciformis) Landed at Tanjung Luar Fish Landing Base
dc.typeTesis
dc.subject.keywordregresi linierid
dc.subject.keywordhiu lanjamanid
dc.subject.keywordCarcharhinus falciformisid
dc.subject.keywordfaktor koreksiid
dc.subject.keywordkuota pengambilanid
dc.subject.keywordkuota eksporid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record