Efisiensi Hara N dan P terhadap Penambahan Amelioran serta Pupuk Hayati pada Lahan Pasang Surut untuk Kedelai
Abstract
Sekitar 92%-97% kedelai di Indonesia dipenuhi melalui impor. Upaya
peningkatan produksi dapat melalui pemupukan dan pemanfaatan lahan marginal
seperti lahan pasang surut. Penggunaan pupuk nitrogen (N) dan fosfor (P) secara
efisien sangat penting karena kelebihan pupuk kimia merusak lingkungan.
Pembenah tanah dari bahan organik dan pupuk hayati dari mikroorganisme fiksasi
N dan pelarut P dapat membantu ketersediaan hara.
Percobaan dilakukan pada Juli 2024 sampai Oktober 2024 di Desa Karya
Bakti, Kecamatan Rantau Rasau, Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.
Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dua faktor. Faktor
pertama dosis pemupukan yaitu dosis 0% (kontrol), dosis 50% rekomendasi (urea
25 kg.ha?¹, fertiphos 158 kg.ha?¹ dan KCl 50 kg.ha?¹) serta dosis 100% rekomendasi
(urea 50 kg.ha?¹, fertiphos 316 kg.ha?¹ dan KCl 100 kg.ha?¹). Faktor kedua jenis
pembenah tanah yaitu (1) tanpa pembenah tanah (kontrol), (2) amelioran (pupuk
kandang sapi, kompos rumput purun dan kapur pertanian), (3) pupuk hayati
Rhizobium sp, Bacillus polymyxa (sebagai penambat N), Pseudomonas fluorescens
(sebagai pelarut P) serta (4) kombinasi amelioran + pupuk hayati.
Hasil percobaan menunjukkan perlakuan tunggal dosis pupuk 0%, 50%
maupun 100% tidak signifikan terhadap pertumbuhan dan hasil panen kedelai.
Sebaliknya jenis pembenah tanah pembenah tanah terbaik ditunjukkan oleh pupuk
hayati yang terdiri dari Rhizobium sp, Bacillus polymyxa dan Pseudomonas
fluorescens.
Interaksi antara pemupukan dan pembenah tanah menunjukkan bahwa pada
4 MST, jumlah daun meningkat signifikan pada kombinasi pupuk 0% dengan
pupuk hayati, namun pada 8 MST tidak terdapat perbedaan nyata antar perlakuan.
Pada parameter hasil panen, kombinasi pupuk 0% dengan amelioran, pupuk hayati,
maupun kombinasinya tidak berbeda nyata dibandingkan dosis pupuk 50% maupun
100% terhadap produktivitas, bobot 100 biji dan jumlah polong isi. Berdasarkan
analisis efisiensi agronomi dan usaha tani, kombinasi pupuk 50% dengan pupuk
hayati menunjukkan efisiensi agronomi terbaik sebesar 103,59 kg hasil per kg N
dan 55,15 kg hasil per kg P serta berdasarkan analisis usaha tani memberikan
keuntungan bersih tertinggi sebesar Rp15.249.910 per hektar dengan nilai B/C rasio
mencapai 2,45.
Temuan ini mengindikasikan bahwa pemupukan hingga dosis penuh sesuai
rekomendasi tidak memberikan peningkatan yang signifikan terhadap pertumbuhan
dan hasil kedelai di lahan pasang surut. Sebaliknya, penggunaan pembenah tanah,
khususnya pupuk hayati yang mengandung Rhizobium sp, Bacillus polymyxa dan
Pseudomonas fluorescens, menunjukkan pengaruh positif terhadap sebagian besar
parameter pertumbuhan dan hasil tanaman. Kombinasi dosis pupuk 50%
rekomendasi dengan pupuk hayati menunjukkan efisiensi agronomi dan
keuntungan ekonomi tertinggi.
Collections
- MT - Agriculture [3993]
