Variabilitas Subsurface Temperature dan Klorofil-a terhadap Hasil Tangkapan Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) di Selatan Jawa Bagian Barat

Abstract

Perairan selatan Jawa bagian barat merupakan salah satu wilayah penting dalam produksi ikan tuna mata besar (Thunnus obesus), namun dinamika lingkungan perairan sering memengaruhi ketersediaan stoknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabilitas subsurface temperature pada kedalaman 200 m dan konsentrasi klorofil-a, serta hubungannya terhadap hasil tangkapan ikan tuna mata besar di selatan Jawa bagian barat selama periode 2016–2020. Data subsurface temperature dan konsentrasi klorofil-a diperoleh dari Copernicus Marine Environment Monitoring (CMEM), data angin dari Climate Data Store, dan data hasil tangkapan dari PPN Palabuhanratu. Subsurface temperature diolah menggunakan interpolasi kriging, sementara visualisasi parameter klorofil-a dan angin divisualisasikan dengan Jupyter Notebook. Hubungan antara parameter oseanografi dengan hasil tangkapan ikan tuna mata besar dianalisis menggunakan analisis korelasi silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fluktuasi subsurface temperature berkisar antara 12,17-18,03°C. Konsentrasi klorofil-a berkisar antara 0,14-1,42 mg/m³ dengan peningkatan konsentrasi terjadi pada musim timur. Korelasi silang menunjukkan bahwa subsurface temperature memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap hasil tangkapan ikan tuna mata besar, dengan korelasi pada lag -3 sebesar -0,382. Sebaliknya, konsentrasi klorofil-a menunjukkan korelasi positif tertinggi sebesar 0,215 pada lag -9, namun tidak signifikan. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa subsurface temperature merupakan faktor oseanografi yang lebih dominan mempengaruhi fluktuasi hasil tangkapan tuna mata besar dibandingkan konsentrasi klorofil-a.

The southern waters of West Java are a significant area for bigeye tuna (Thunnus obesus) production. However, the dynamics of the aquatic environment can often impact stock availability. This study aims to analyze the variability of subsurface temperature at a depth of 200 meters and chlorophyll-a concentration, as well as their relationship to bigeye tuna catches in South West Java from 2016 to 2020. Data on subsurface temperature and chlorophyll-a were obtained from Marine Copernicus, while wind data were sourced from the Climate Data Store, and catch data came from PPN Palabuhanratu. Subsurface temperature data were processed using kriging interpolation, while the visualization of chlorophyll-a and wind parameters was carried out using Jupyter Notebook. The relationship between oceanographic parameters and bigeye tuna catches was analyzed through cross-correlation analysis. The results showed fluctuations in subsurface temperature ranging from 12.17 to 18.03°C. Chlorophyll-a concentration ranged from 0.14 to 1.42 mg/m³, with an increase observed during the eastern season. Cross-correlation analysis revealed a significant negative relationship between subsurface temperature and bigeye tuna catches, with a correlation of -0.382 at lag -3. Conversely, chlorophyll-a exhibited the highest positive correlation of 0.215 at lag -9, although this was not statistically significant. These findings suggest that subsurface temperature is a more influential oceanographic factor affecting fluctuations in bigeye tuna catches compared to chlorophyll-a.