Show simple item record

dc.contributor.advisorImron, Mohammad
dc.contributor.advisorMulyono
dc.contributor.authorAdibah, Tardha Amirah
dc.date.accessioned2025-08-27T02:04:25Z
dc.date.available2025-08-27T02:04:25Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/170517
dc.description.abstractKabupaten Karawang memiliki peranan strategis dalam sektor perikanan tangkap Provinsi Jawa Barat yang dibuktikan dengan posisinya sebagai produksi terbesar keempat pada tahun 2017 dengan total hasil tangkapan 8.681,36 ton. Pelabuhan Perikanan Pantai Ciparage menjadi sentra utama untuk memanfaatkan sumber daya ikan pelagis. Pengoperasian unit penangkapan ikan pelagis di PPP Ciparage masih terdapat kendala dalam pengelolaannya yaitu masih banyak kapal yang melakukan pengoperasian penangkapan ikan tanpa melakukan izin dengan pihak pelabuhan sehingga apabila kondisi ini terus berlangsung maka akan berpotensi terjadinya penurunan produksi hasil tangkapan nelayan per unit alat tangkap di PPP Ciparage yang mengancam kelestarian stok sumber daya ikan dan mempengaruhi kesejahteraan nelayan. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan yang efektif untuk pengembangan perikanan pelagis. Penelitian ini memiliki tujuan utama yaitu merumuskan opsi pengelolaan untuk pengembangan perikanan pelagis di PPP Ciparage dengan pendekatan SWOT berdasarkan faktor internal dan eksternal yang relevan berdasarkan kondisi aktual perikanan pelagis dari hasil observasi dan indikator kelimpahan stok sumber daya ikan (CPUE) serta hasil evaluasi penentuan unit penangkapan ikan pelagis prioritas berdasarkan aspek biologi, teknis, dan finansial yang dianalisis dengan multi criteria analysis (MCA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi aktual perikanan pelagis menunjukkan bahwa unit penangkapan ikan pelagis yang beroperasi di PPP Ciparage terdiri dari tiga jenis yaitu payang, mini purse seine, dan gemplo dengan daya jangkau yang sekitar 5-20 mil di Perairan Karawang dan sekitarnya (WPP712). Kondisi kelimpahan stok sumber daya ikan yang fluktuatif dan nilai CPUE yang menurun setiap tahunnya. Unit penangkapan gemplo memiliki urutan prioritas tertinggi berdasarkan aspek biologi dan teknis dengan V = 2,50 untuk aspek biologi dan V = 2,00 untuk aspek teknis serta mini purse seine menempati urutan prioritas tertinggi berdasarkan aspek finansial dengan V = 5,00. Rumusan opsi pengelolaan untuk pengembangan perikanan pelagis dapat dilakukan dengan pemberdayaan SDM, penguatan peran KPPL Samudera Mulya, pengendalian limbah perikanan dan upaya penangkapan, memperbaiki sistem koordinasi, meningkatkan pengawasan terhadap kapal-kapal yang tidak memiliki izin penangkapan, memperbaiki sarana dan prasarana perikanan di PPP Ciparage, dan modernisasi pengelolaan usaha perikanan.
dc.description.abstractKarawang Regency plays a strategic role in the capture fisheries sector of West Java Province, as evidenced by its position as the fourth-largest producer in 2017 with a total catch of 8,681.36 tons. The Ciparage Coastal Fishing Port serves as the main hub for utilizing pelagic fish resources. The operation of pelagic fishing units at the Ciparage Coastal Fishing Port still faces management challenges, as many vessels engage in fishing operations without obtaining permits from the port authority. If this situation persists, it could lead to a decline in fishermen's catch per fishing gear unit at the Ciparage Coastal Fishing Port, threatening the sustainability of fish stock resources and affecting fishermen's welfare. Therefore, effective management is needed for the development of pelagic fisheries. This study aims to formulate management options for the development of pelagic fisheries at the PPP Ciparage using a SWOT analysis approach based on relevant internal and external factors, considering the current state of pelagic fisheries as observed and indicated by fish stock abundance (CPUE), as well as the results of evaluating priority pelagic fishing units based on biological, technical, and financial aspects analyzed using multi-criteria analysis (MCA). The results of this study indicate that the actual condition of pelagic fisheries shows that the pelagic fishing units operating in PPP Ciparage consist of three types, namely payang, mini purse seine, and gemplo, with a range of approximately 5-20 miles in the Karawang waters and surrounding areas (WPP-712). The abundance of fish stocks is fluctuating, and the CPUE value is decreasing annually. The gemplo fishing unit has the highest priority based on biological and technical aspects with V = 2.50 for biological aspects and V = 2.00 for technical aspects, while the mini purse seine has the highest priority based on financial aspects with V = 5.00. Management options for the development of pelagic fisheries can be implemented through human resource empowerment, strengthening the role of the Samudera Mulya Fisheries Cooperative (KPPL), controlling fisheries waste and fishing efforts, improving coordination systems, enhancing oversight of vessels without fishing permits, improving fisheries infrastructure at the Ciparage Fisheries Port, and modernizing fisheries management operations.
dc.description.sponsorshipProgram Sinergi S1-S2 IPB.
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengembangan Perikanan Pelagis di Pelabuhan Perikanan Pantai Ciparage Karawangid
dc.title.alternativeDevelopment of Pelagic Fishing Unit at Ciparage Beach Fishing Port, Karawang
dc.typeTesis
dc.subject.keywordCPUEid
dc.subject.keywordSWOTid
dc.subject.keywordPPP Ciparageid
dc.subject.keywordUnit penangkapan ikan pelagisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record