| dc.description.abstract | Desa Segarajaya di Kabupaten Bekasi merupakan salah satu kawasan pesisir
yang mengalami tekanan terhadap ekosistem mangrove akibat alih fungsi lahan dan
kegiatan ekonomi yang tidak terintegrasi secara berkelanjutan. Hal ini berdampak
pada menurunnya fungsi ekologis kawasan seperti perlindungan pantai,
keanekaragaman hayati, dan kapasitas serapan karbon. Pendekatan Smart Small
Scale Forest Management Unit (S3FMU) diterapkan sebagai solusi pengelolaan
kawasan secara adaptif dan partisipatif yang menggabungkan aspek konservasi,
produksi, dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis karakteristik sosial ekonomi masyarakat dan persepsi terhadap
pengembangan S3FMU, mengevaluasi kelayakan usaha berbasis silvofishery dan
ekowisata secara finansial, sosial, dan ekologis, serta membangun model zonasi
spasial Kawasan Eksklusif Hutan Mangrove (KEHM) berbasis pendekatan Multi
Criteria Analysis (MCA).
Data sosial diperoleh melalui survei kuisioner dan wawancara terhadap
masyarakat sekitar kawasan mangrove, sedangkan data ekonomi dianalisis melalui
parameter Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate
of Return (IRR). Parameter ekologis dan spasial dianalisis menggunakan data
tutupan lahan, kerapatan vegetasi, abrasi, serta potensi aksesibilitas dan ekonomi.
Model zonasi disusun dengan membagi kawasan seluas 19,04 ha ke dalam tiga zona
utama: silvofishery (8,11 ha), konservasi (5,30 ha), dan ekowisata (5,63 ha).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat berada dalam kondisi sosial
ekonomi yang cukup mendukung, dan kegiatan utama yang direncanakan terbukti
layak dari segi finansial dan ekologi. Model zonasi spasial KEHM menghasilkan
pengelompokan lahan berdasarkan integrasi parameter biofisik, sosial, dan
ekonomi, dengan pola pengelolaan yang sistematis, berkelanjutan, dan berbasis
data spasial untuk mendukung pengambilan keputusan dalam pengelolaan kawasan
mangrove secara optimal. | |