Show simple item record

dc.contributor.advisorMustari, Abdul Haris
dc.contributor.advisorPrasetyo, Lilik Budi
dc.contributor.authorOngky
dc.date.accessioned2025-08-25T23:04:23Z
dc.date.available2025-08-25T23:04:23Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/170361
dc.description.abstractAnoa merupakan mamalia besar endemik Sulawesi yang hidup di dataran rendah hingga pegunungan. Pemilihan habitatnya sangat dipengaruhi oleh kualitas, kuantitas, dan jarak dari aktivitas manusia. Cagar Alam Gunung Sojol menjadi kawasan perlindungan utama bagi anoa, namun kawasan ini juga menghadapi tekanan akibat aktivitas manusia seperti pertanian dan perburuan, yang berpotensi menimbulkan konflik antara manusia dan satwa liar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik, preferensi habitat, sebaran, serta memodelkan kesesuaian habitat anoa. Pengamatan anoa dilakukan mengunakan metode jalur transek (strip transect) melalui perjumpaan langsung maupun tidak langsung (jejak atau tanda). Data karakteristik habitat dikumpulkan di lapangan dan dianalisis secara deskriptif kualitatif, sedangkan pemilihan habitat dianalisis menggunakan indeks Neu, sebaran spesies dengan indeks morisita, dan model kesesuaian habitat menggunakan algoritma MaxEnt. Hasil penelitian menunjukan anoa di Cagar Alam Gunung Sojol menghuni ketinggian antara 305 hingga 2.766 Mdpl, secara karakteristik biotik dan abiotik wilayah ini duhuni oleh kedua spesies yaitu anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) dan anoa pengunungan (Bubalus quarlesi). Hasil uji Chi-square menunjukkan ?² 30,43 > ? tabel 5,99 bahwa anoa melakukan seleksi habitat, dengan preferensi utama pada hutan pegunungan sebagaimana ditunjukkan oleh Indeks Neu. Habitat ini dipilih karena memberikan perlindungan dan mendukung kebutuhan hidup. Tingginya penggunaan habitat pegunungan diduga berkaitan dengan dominansi anoa pegunungan, sementara keberadaan anoa dataran rendah menurun akibat tekanan konversi lahan dan aktivitas manusia. Sebaran anoa di hutan dataran rendah bersifat merata, sedangkan di hutan sub pegunungan dan pegunungan cenderung mengelompok. Namun, pengelompokan ini tidak mencerminkan formasi kelompok sosial. Model MaxEnt menunjukan empat variabel lingkungan utama yang memengaruhi kesesuaian habitat: ketinggian (36,5%), jarak ke sungai (25,5%), jarak ke jalan (19,3%), dan jarak ke lahan pertanian (17,7%). Hasil potensi habitat yang sesuai berkisar 40.135,83 hektar (58,50%) di dalam Cagar Alam Gunung Sojol.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePreferensi dan Model Kesesuaian Habitat Anoa (Bubalus spp.) di Cagar Alam Gunung Sojol Sulawesi Tengahid
dc.title.alternativePreferences and Habitat Suitability Models of Anoa (Bubalus spp.) in Gunung Sojol nature Reserve, Central Sulawesi
dc.typeTesis
dc.subject.keywordAnoaid
dc.subject.keywordkesesuaian habitatid
dc.subject.keywordMaxentid
dc.subject.keywordCagar Alam Gunung Sojolid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record