Preferensi dan Model Kesesuaian Habitat Anoa (Bubalus spp.) di Cagar Alam Gunung Sojol Sulawesi Tengah
Abstract
Anoa merupakan mamalia besar endemik Sulawesi yang hidup di dataran
rendah hingga pegunungan. Pemilihan habitatnya sangat dipengaruhi oleh kualitas,
kuantitas, dan jarak dari aktivitas manusia. Cagar Alam Gunung Sojol menjadi
kawasan perlindungan utama bagi anoa, namun kawasan ini juga menghadapi
tekanan akibat aktivitas manusia seperti pertanian dan perburuan, yang berpotensi
menimbulkan konflik antara manusia dan satwa liar. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis karakteristik, preferensi habitat, sebaran, serta memodelkan
kesesuaian habitat anoa. Pengamatan anoa dilakukan mengunakan metode jalur
transek (strip transect) melalui perjumpaan langsung maupun tidak langsung (jejak
atau tanda). Data karakteristik habitat dikumpulkan di lapangan dan dianalisis
secara deskriptif kualitatif, sedangkan pemilihan habitat dianalisis menggunakan
indeks Neu, sebaran spesies dengan indeks morisita, dan model kesesuaian habitat
menggunakan algoritma MaxEnt. Hasil penelitian menunjukan anoa di Cagar Alam
Gunung Sojol menghuni ketinggian antara 305 hingga 2.766 Mdpl, secara
karakteristik biotik dan abiotik wilayah ini duhuni oleh kedua spesies yaitu anoa
dataran rendah (Bubalus depressicornis) dan anoa pengunungan (Bubalus
quarlesi). Hasil uji Chi-square menunjukkan ?² 30,43 > ? tabel 5,99 bahwa anoa
melakukan seleksi habitat, dengan preferensi utama pada hutan pegunungan
sebagaimana ditunjukkan oleh Indeks Neu. Habitat ini dipilih karena memberikan
perlindungan dan mendukung kebutuhan hidup. Tingginya penggunaan habitat
pegunungan diduga berkaitan dengan dominansi anoa pegunungan, sementara
keberadaan anoa dataran rendah menurun akibat tekanan konversi lahan dan
aktivitas manusia. Sebaran anoa di hutan dataran rendah bersifat merata, sedangkan
di hutan sub pegunungan dan pegunungan cenderung mengelompok. Namun,
pengelompokan ini tidak mencerminkan formasi kelompok sosial. Model MaxEnt
menunjukan empat variabel lingkungan utama yang memengaruhi kesesuaian
habitat: ketinggian (36,5%), jarak ke sungai (25,5%), jarak ke jalan (19,3%), dan
jarak ke lahan pertanian (17,7%). Hasil potensi habitat yang sesuai berkisar
40.135,83 hektar (58,50%) di dalam Cagar Alam Gunung Sojol.
Collections
- MT - Forestry [1505]
