CENDAWAN Podosphaera xanthii SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT EMBUN TEPUNG TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculentus L. Moench) DI BOGOR

Abstract

Okra merupakan salah satu jenis sayuran fungsional, namun di Indonesia belum populer sehingga budidaya dan produksinya masih terbatas. Meskipun belum banyak ditanam, keberadaan hama dan penyakit pada tanaman okra perlu diperhatikan karena dapat menjadi faktor penghambat produksinya. Okra yang ditanam di sekitar pekarangan masjid Alhurriyah Kampus IPB Dramaga Bogor sebagai tanaman hias, menunjukkan gejala diduga penyakit embun tepung berupa bercak-bercak kecil yang tertutup oleh serbuk berwarna putih pada daun, yang berkembang ke seluruh permukaan, daun menjadi kering dan rontok. Penelitian ini bertujuan untuk mengonfirmasi cendawan agen penyebab penyakit embun tepung pada tanaman okra di Bogor berdasarkan identifikasi secara morfologi dan molekuler. Identifikasi secara morfologi menggunakan mikroskop dilakukan untuk struktur patogen yang diperoleh langsung dari permukaan daun tanaman sakit dari lapangan. Identifikasi secara molekuler dilakukan melalui tahap ekstraksi DNA hifa dan konidium yang diambil dari permukaan daun, amplifikasi DNA dengan polymerase chain reaction (PCR) menggunakan pasangan primer ITS1/ITS4 dan sekuensing nukleotida hasil PCR. Karakter morfologi cendawan yang diteliti adalah: 3-5 konidium berbentuk rantai pendek dibentuk dari suatu konidiofor; konidium berbentuk elips, bulat telur hingga doliform dengan panjang 12,79-34,71 µm dan lebar 8,42-21,56 µm yang merupakan ciri khas fase anamorfik cendawan Oidium sp. Identifikasi molekuler lebih lanjut mengarah kepada spesies cendawan pada fase teleomorfik dari Podosphaera xanthii.

Okra is a type of functional vegetable, but in Indonesia it is not yet popular so its cultivation and production are still limited. Although not widely planted, the presence of pests and diseases in okra plants needs to be considered because it can be a factor limiting production. Okra planted around the yard of the Alhurriyah Mosque, IPB Dramaga Campus, Bogor as an ornamental plant, showed symptoms suspected of powdery mildew disease in the form of small spots covered with white powder on the leaves, which developed over the entire surface, the leaves became dry and fell off. This study aims to confirm the fungal agent causing powdery mildew disease in okra plants in Bogor based on morphological and molecular identification. Morphological identification using a microscope was carried out for pathogenic structures obtained directly from the leaf surface of diseased plants from the field. Molecular identification was carried out through the stages of DNA extraction of hyphae and conidia taken from the leaf surface, DNA amplification with polymerase chain reaction (PCR) using ITS1/ITS4 primer pair and nucleotide sequencing of the PCR results. The morphological characteristics of the fungus studied were: 3-5 conidia in short chains formed from a conidiophore; conidia were elliptical, ovoid to doliform with a length of 12.79-34.71 µm and a width of 8.42-21.56 µm which are typical of the anamorphic phase of the fungus Oidium sp. Further molecular identification leads to a fungal species in the teleomorphic phase of Podosphaera xanthii.