Show simple item record

dc.contributor.advisorRahman, Dede Aulia
dc.contributor.advisorCONDRO, ARYO ADHI
dc.contributor.authorGustiawan, Iksan
dc.date.accessioned2025-08-25T15:51:07Z
dc.date.available2025-08-25T15:51:07Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/170346
dc.description.abstractOrangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) merupakan salah satu spesies kunci dilindungi yang berstatus kritis (Critically Endangered) dalam daftar merah IUCN. Hilangnya habitat akibat alih fungsi lahan pertanian dan perkebunan, perburuan dan perdagangan illegal, fragmentasi habitat, kebakaran hutan, serta konflik antara manusia dan satwa liar menjadi faktor yang berpengaruh terhadap penurunan populasi orangutan kalimantan. Perubahan iklim juga menjadi pemicu degradasi habitat yang menjadi masalah utama dalam konservasi biodiversitas di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan distribusi orangutan kalimantan, membandingkan kinerja tiga algoritma Boosted Regression Trees (BRT), Maximum Entropy (MaxEnt), Random Forest (RDF) dan satu model Ensambel. Menganalisis perubahan wilayah distribusi orangutan kalimantan di masa depan pada tahun 2050 menggunakan skenario iklim dan menentukan areal prioritas konservasi untuk orangutan kalimantan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Model Distribusi Spesies dan skenario iklim digunakan untuk memberikan informasi dasar penting untuk menilai distribusi orangutan kalimantan. Skenario Shared Socioeconomic Pathway (SSP) dalam sekenario mitigasi dan business-asusual (BAU) digunkanan untuk memproyeksikan distribusi orangutan kalimantan dimasa depan pada tahun 2050. Hasil evaluasi model menunjukkan model Ensemble unggul pada lima ukuran akurasi (AUC, Kappa, TSS, Jaccard, Sørensen) dengan nilai berturut-turut sebesar 0.95 ± 0.01, 0.84 ± 0.02, 0.84 ± 0.02, 0.86 ± 0.02, dan 0.93 ± 0.01 dengan luasan distribusi orangutan kalimantan sebesar 323.78 km2 (13.8%) dari luas total area studi. Variabel suhu udara merupakan prediktor yang paling berkonstribusi dengan nilai 29% diikuti dengan jarak dari jalan dan jarak dari sungai dengan nilai berturut-turut sebesar 25% dan 15%. Perubahan distribusi orangutan kalimantan pada tahun 2050 berdasarkan skenario mitigasi dan BAU berturut-turut sebesar -20.7% dan -27.5% dari distribusi saat ini. Skenario BAU memiliki proporsi kehilangan lebih besar dan proporsi peningkatan lebih kecil dibandingkan dengan skenario mitigasi. Identifikasi area restorasi dan refugia habitat yang dibangun berdasarkan perubahan iklim dan habitat merupakan aspek penting untuk membangun perencanaan konservasi orangutan kalimantan di masa depan. Skenario BAU menunjukkan areal ancaman tinggi lebih besar dengan potensi refugia lebih rendah untuk konservasi orangutan kalimantan dibandingkan skenario mitigasi. Penentuan area restorasi dan refugia habitat dapat dimanfaatkan untuk mendukung program reintroduksi orangutan kalimantan dimasa depan. Pendekatan ini dapat memberikan saran yang luas dan umum untuk mendukung aksi pengelolaan konservasi orangutan kalimantan dalam dimensi perubahan iklim dan habitat di TNBBBR.
dc.description.sponsorshipYayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI)
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePenentuan Area Prioritas Konsrvasi Orangutan Kalimantan: Pendekatan Berbasis Model Distribusi Spesies dan Skenario Iklim id
dc.title.alternativeDetermining Priority Areas for Bornean Orangutan Conservation: A Spesies Distribution Model and Climate Scenario-Based Apporoach
dc.typeTesis
dc.subject.keywordDistribusiid
dc.subject.keywordmitigasiid
dc.subject.keywordorangutan kalimantanid
dc.subject.keywordperubahan iklimid
dc.subject.keywordPemodelan Relung Ekologiid
dc.subject.keywordRefugia habitatid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record