Show simple item record

dc.contributor.advisorAviny, Eva Yolynda
dc.contributor.authorhafsah, sofie
dc.date.accessioned2025-08-25T07:40:29Z
dc.date.available2025-08-25T07:40:29Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/170300
dc.description.abstractProduksi susu di Indonesia hanya memenuhi 21% dari permintaan nasional, hal ini membuat Indonesia sangat bergantung pada impor. Meskipun beberapa provinsi memiliki populasi sapi perah yang cukup besar, tingkat produksi tetap tidak stabil karena berbagai tantangan, terutama wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Di Jawa Barat, Kebon Pedes, Kota Bogor adalah salah satu daerah penghasil susu utama yang secara signifikan terkena dampak wabah PMK. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan dalam produksi susu dan pendapatan peternak Kebon Pedes selama wabah dan dibandingkan dengan periode pasca PMK. Uji-t berpasangan, analisis pendapatan, dan rasio R/C menunjukkan penurunan yang signifikan secara statistik dalam produksi susu dan pendapatan peternak selama wabah. Selain itu, nilai R/C rasio lebih rendah selama wabah PMK, menunjukkan bahwa peternakan sapi perah kurang menguntungkan dalam kondisi wabah dibandingkan dengan periode pemulihan. Temuan ini menyoroti kerentanan peternak sapi perah skala kecil terhadap krisis kesehatan hewan dan menekankan pentingnya tindakan pencegahan dan manajemen penyakit yang efektif untuk mempertahankan produksi, melindungi pekerjaan utama peternak, dan mengurangi ketergantungan pada impor susu.
dc.description.abstractIndonesia’s domestic milk production meets only 21% of national demand, making the country heavily reliant on imports. Although several provinces have sizable dairy cattle populations, production levels remain unstable due to various challenges, particularly disease outbreaks such as foot and mouth disease (FMD). In West Java, kebon Pedes,Bogor City is one of the main milk-producing regions that was significantly affected by the FMD outbreak. This study aims to analyze differences in milk production and Kebon Pedes farmer income during the outbreak compared to the post-FMD period. Paired t-tests, income analysis, and the R/C ratio revealed a statistically significant decline in both milk production and farmer income during the outbreak. Furthermore, the R/C ratio value was lower during the FMD, indicating that dairy farming was less profitable under outbreak conditions compared to the recovery period. These findings highlight the vulnerability of smallholder dairy farmers to animal health crises and emphasize the importance of preventive measures and effective disease management to sustain production, protect farmer livelihoods, and reduce dependence on milk imports.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleDampak Penyakit Mulut Dan Kuku Terhadap Produksi Susu Dan Pendapatan Peternak Sapi Perah Di Kelurahan Kebon Pedes Kota Bogorid
dc.title.alternative
dc.typeSkripsi
dc.subject.keywordProduksi Susuid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record