Show simple item record

dc.contributor.advisorHermawan, Rachmad
dc.contributor.advisorRushayati, Siti Badriyah
dc.contributor.authorCedec, Geugeut Astika
dc.date.accessioned2025-08-25T07:13:07Z
dc.date.available2025-08-25T07:13:07Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/170295
dc.description.abstractUrbanisasi di Kabupaten Subang meningkatkan potensi stres masyarakat akibat kepadatan penduduk, tekanan kerja, dan pencemaran. Healing forest menjadi solusi terapi nonfarmakologis. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi potensi biofisik dan menentukan lokasi pengembangan healing forest di Hutan Kota Ranggawulung. Penelitian dilakukan dengan metode observasi parameter biofisik meliputi suhu dan kelembapan, tingkat kebisingan, kecepatan angin, intensitas cahaya, kemiringan lereng, kerapatan tajuk, serta parameter pendukung lainnya. Hasil penelitian menunjukkan waktu yang paling sesuai untuk healing forest yaitu pukul 06.00-08.00 serta lokasi yang paling sesuai di bagian tengah dan belakang pada kedua jalur. Hanya parameter suhu dan kelembapan udara di jalur 1 dan jalur 2, serta kemiringan lereng di jalur 2 yang memenuhi kriteria. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa jalur yang paling sesuai untuk healing forest yaitu jalur 1. Jalur 2 juga masih dapat digunakan untuk healing forest, tetapi dengan berbagai penataan. Penataan yang dapat dilakukan yaitu dengan membangun sabuk hijau di area depan hutan kota untuk meredam kebisingan serta melakukan penanaman vegetasi peneduh di sepanjang jalur healing.
dc.description.abstractUrbanisation in Subang Regency has increased the potential for stress among the community due to population density, work pressure, and pollution. Healing forests offer a nonpharmacological therapeutic solution. This study aims to identify the biophysical potential and determine the location for developing a healing forest in Ranggawulung Urban Forest. The research was conducted using observational methods to measure biophysical parameters, including temperature and humidity, noise levels, wind speed, light intensity, slope gradient, canopy density, and other supporting parameters. The results indicate that the most suitable time for a healing forest is between 6.00-8.00 AM, and the most suitable location is in the middle and back sections of both paths. Only the temperature and humidity parameters on trail 1 and trail 2, as well as the slope gradient on trail 2, meet the criteria. Based on this, it can be concluded that the most suitable trail for a healing forest is trail 1. Trail 2 can also be used for a healing forest, but with various adjustments. Adjustments that can be made include constructing a green belt in the front area of the urban forest to reduce noise and planting shade-providing vegetation along the healing trail.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePotensi Healing Forest Hutan Kota Ranggawulung Kabupaten Subangid
dc.title.alternativeThe Healing Forest Potential of the Ranggawulung Urban Forest Subang Regency
dc.typeSkripsi
dc.subject.keywordjalurid
dc.subject.keywordstresid
dc.subject.keywordbiofisikid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record