Kesediaan Membayar Terhadap Jasa Lingkungan Kawasan Hutan Sebagai Penyedia Air Rumah Tangga di Dusun Tampol, Pemalang
Abstract
DICKA PRAWIRA YUDHA. Kesediaan Membayar terhadap Jasa
Lingkungan Kawasan Hutan sebagai Penyedia Air Rumah Tangga di Dusun
Tampol, Pemalang. Dibimbing oleh METI EKAYANI dan DANANG
PRAMUDITA.
Kawasan hutan memiliki peran krusial sebagai penyedia jasa lingkungan
hidrologis, namun degradasi lingkungan mengancam ketersediaan air bersih,
khususnya di wilayah pedesaan yang bergantung pada mata air alami. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pola pemanfaatan dan sistem pengelolaan sumber
mata air Rancah di Dusun Tampol, Pemalang, menghitung besarnya kesediaan
membayar (willingness to pay/WTP) masyarakat terhadap jasa lingkungan kawasan
hutan sebagai penyedia air rumah tangga, serta merumuskan strategi pemanfaatan
sumber daya air secara berkelanjutan. Pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, kuesioner terstruktur kepada 52 Kepala Keluarga (KK) yang dipilih
secara acak, dan wawancara mendalam dengan informan kunci. Analisis data
meliputi deskriptif kualitatif untuk pola pemanfaatan dan sistem pengelolaan,
Contingent Valuation Method (CVM) untuk menghitung WTP, serta analisis
SWOT untuk perumusan strategi. Hasil penelitian menunjukkan pola rata-rata
penggunaan sebanyak 539,84 liter air per hari. dengan dominasi 346,15 liter per
hari untuk mandi. Rata – rata WTP masyarakat untuk kontribusi langsung sebesar
Rp 23.000,00/Bulan sedangkan rata – rata WTP masyarakat untuk kontribusi tidak
langsung sebesar Rp53.870,36/Bulan Strategi prioritas yang dirumuskan meliputi
pembentukan kelembagaan, peningkatan kesadaran konservasi, dan kolaborasi
multi-pihak untuk keberlanjutan mata air. DICKA PRAWIRA YUDHA. Willingness to Pay for Environmental
Services of Forest Areas as Household Water Providers in Tampol, Pemalang.
SUPERVISED BY METI EKAYANI and DANANG PRAMUDITA.
Forest areas play a crucial role in providing hydrological environmental
services, but environmental degradation threatens the availability of clean water,
particularly in rural areas dependent on natural springs. This study aims to analyze
the utilization patterns and management systems of the Rancah spring in Tampol
Hamlet, Pemalang, to calculate the community's willingness to pay (WTP) for the
environmental services of the forest area as a household water provider, and to
formulate strategies for sustainable water resource utilization. Data collection was
conducted through observation, structured questionnaires to 52 randomly selected
household heads (KK), and in-depth interviews with key informants. Data analysis
included qualitative descriptive analysis for utilization patterns and management
systems, the Contingent Valuation Method (CVM) to calculate WTP, and a SWOT
analysis for strategy formulation. The results showed an average water use pattern
of 539.84 liters per day, with a dominant use of 346.15 liters per day for bathing.
The average community WTP for direct contributions is IDR 23,000.00/month,
while the average community WTP for indirect contributions is IDR
53,870.36/month. The formulated priority strategies include the formation of
institutions, increasing conservation awareness, and multi-party collaboration for
the sustainability of springs.
