Strategi Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat di Kampung Adat Miduana untuk Pemenuhan Global Sustainable Tourism Council
Date
2025Author
Pradana, Yovan Herland
Kosmaryandi, Nandi
Rachmawati, Eva
Metadata
Show full item recordAbstract
Meningkatnya perkembangan wisata di Indonesia tidak selalu menjadi hal
positif, namun juga menimbulkan beberapa dampak negatif terhadap masyarakat
dari aspek ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. Masyarakat adat merupakan
salah satu kelompok masyarakat yang merasakan dampak negatif dari adanya
wisata, salah satu contohnya Masyarakat Adat Miduana. Perubahan kondisi sosial
budaya, kurang sesuainya pembangunan infrastruktur wisata dengan kondisi
lingkungan dan budaya, serta adanya indikasi komersialisasi wisata menjadi
beberapa contoh dampak negatif yang timbul dari adanya wisata di Kampung Adat
Miduana. Dampak negatif ini timbul karena banyak pengembangan wisata yang
belum menerapkan konsep wisata berkelanjutan. Standar Global Sustainable
Tourism Council merupakan standar yang menjelaskan terkait bentuk
pengembangan wisata yang berkelanjutan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi implementasi pengelolaan
wisata di Kampung Adat Miduana melalui pendekatan Global Sustainable Tourism
Council, menganalisis gap pengelolaan wisata eksisting dengan Standar GSTC,
menelaah peran stakeholders dalam mendukung keberlanjutan pengembangan
wisata dengan metode analisis Mactor, dan merumuskan strategi pegembangan
wisata berbasis masyarakat adat di Kampung Adat Miduana. Penelitian ini
dilakukan secara langsung dengan bantuan kuesioner dan panduan wawancara.
Analisis dalam penelitian ini juga menggunakan bantuan software Statistical
Package for the Social Sciences (SPSS) 22 untuk uji chi-square dan Mactor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan sub kriteria GSTC,
pengelolaan wisata di Kampung Adat Miduana baru memenuhi 14 sub kriteria dari
total 38 sub kriteria GSTC, yang artinya pengelolaan wisata di Kampung Adat
Miduana berdasarkan Standar GSTC masuk ke dalam klasifikasi sedang. Hasil uji
chi-square juga menunjukkan dari aspek keberlanjutan sosial ekonomi, respon
masyarakat terhadap pengembangan wisata di Kampung Adat Miduana sangat baik,
dimana masyarakat mayoritas menjawab setuju pada 10 dari 12 pernyataan yang
ditanyakan. Penyebab terjadinya gap pengelolaan wisata di Kampung Adat
Miduana, mayoritas terjadi karena faktor minimnya pengetahuan pokdarwis.
Berdasarkan hasil analisis gap dan wawancara, disimpulkan bahwa terdapat 16 sub
kriteria yang menjadi prioritas yang belum terpenuhi, dan selanjutnya dijadikan
dasar dalam penyusunan strategi pengembangan wisata berbasis masyarakat. Hasil
analisis Mactor menunjukkan bahwa lembaga adat merupakan aktor dengan tingkat
pengaruh tertinggi dan ketergantungan yang rendah, sehingga masuk ke dalam
Kuadran I (influence stakeholders). Selain itu, lembaga adat dan pokdarwis
memiliki tingkat konvergensi tertinggi, yang berperan besar dalam keberhasilan
pengembangan pariwisata di Kampung Adat Miduana. The increasing development of tourism in Indonesia does not always bring
positive impacts; it also causes several negative effects on society, particularly in
economic, socio-cultural, and environmental aspects. Indigenous communities are
among those who experience the negative impacts of tourism, as seen in the case of
the Miduana Indigenous People. Socio-cultural changes, the misalignment of
tourism infrastructure development with environmental and cultural conditions, and
indications of tourism commercialization are some examples of negative impacts
arising from tourism in Miduana Traditional Village. These negative impacts occur
because many tourism development initiatives have yet to implement the concept
of sustainable tourism.
Global Sustainable Tourism Council (GSTC) standards provide guidelines
for sustainable tourism development. This study aims to identify the
implementation of tourism management in Miduana Traditional Village using the
GSTC approach, analyze the gap between existing tourism management practices
and GSTC standards, examine the role of actors in supporting the sustainability of
tourism development in Miduana Traditional Village, and formulate a strategy for
community-based tourism development in Miduana Traditional Village using the
Mactor analysis method. The research was conducted through field studies using
questionnaires and interview guides as instruments. Data analysis was carried out
using Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) 22 for the chi-square test
and Mactor.
The results show that Miduana Traditional Village has diverse tourism
attractions, both cultural and natural. Based on the GSTC sub-criteria, the tourism
management in Miduana Traditional Village meets 14 out of 38 GSTC sub-criteria,
classifying it as a moderate level of compliance with GSTC standards. The chi
square test results indicate that, in terms of socio-economic sustainability, the
community's response to tourism development in Miduana Traditional Village is
highly positive, with the majority agreeing with 10 out of 12 statements posed. The
cause of the gap in tourism management in the Miduana Traditional Village is
mostly due to the lack of knowledge of the tourism group. Based on the results of
the gap analysis and interviews, it was concluded that there are 16 sub-criteria were
identified as priority areas that remain unmet, which then served as the foundation
for formulating a community-based tourism development strategy. The Mactor
analysis indicates that the traditional institution is the actor with the highest level
of influence and the lowest level of dependency, placing it in Quadrant I (influence
stakeholders). Furthermore, the traditional institution and the tourism group show
the highest level of convergence, significantly influencing the success of tourism
development in Miduana Traditional Village.
Collections
- MT - Forestry [1505]
