Variabilitas Curah Hujan ENSO terhadap Kredit Pertanian Padi: Studi Kasus PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 2019–2024
Abstract
Sektor pertanian, khususnya padi, merupakan pilar utama ketahanan pangan nasional. Seiring meningkatnya skala produksi, kebutuhan pembiayaan pertanian juga semakin besar. Namun, kinerja pembiayaan pertanian padi rentan terhadap variabilitas iklim yang dipengaruhi oleh fenomena El Niño–Southern Oscillation (ENSO) yang berdampak langsung pada produksi dan berimplikasi terhadap risiko kredit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ENSO dan variabilitas curah hujan terhadap produksi padi, penyaluran kredit, serta kualitas kredit pertanian padi di tujuh provinsi sentra produksi utama pada periode 2019–2024. Data curah hujan bulanan diperoleh dari CHIRPS dan BMKG, indeks ENSO dari NOAA, data produksi padi dari BPS, serta data kredit pertanian dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Analisis dilakukan menggunakan korelasi, regresi linear sederhana, regresi berganda, serta model lag effect untuk menangkap pengaruh langsung maupun tertunda. Hasil penelitian menunjukkan ENSO berpengaruh signifikan terhadap curah hujan di seluruh provinsi, dan juga terhadap kualitas kredit. Pengaruh ENSO tertinggi terhadap keragaman hujan adalah di Bali dan Jawa Timur dan terendah di Lampung. El Niño cenderung menurunkan curah hujan dan meningkatkan tantangan pengembalian kredit, sedangkan La Niña meningkatkan kemampuan pengembalian kredit di sebagian besar daerah. Berdasarkan analisis regresi berganda diperoleh bahwa indek kualitas kredit berkorelasi sangat tinggi dan nyata dengan banyak kredit yang diberikan dan juga dengan hujan dan fenomena ENSO sehingga dapat digunakan untuk meprediksi kualitas kredit dengan baik. Tingkat akurasi prediksi khususnya di Jawa Barat (R² = 0,9054) dan Bali (0,8527). Temuan ini menegaskan pentingnya integrasi penilaian risiko iklim dalam skema pembiayaan pertanian untuk meningkatkan ketahanan keuangan dan kapasitas adaptif petani padi skala kecil. The agricultural sector, particularly rice, serves as the cornerstone of national food security. As production scales up, the demand for agricultural financing has also grown. However, the performance of rice farming credit remains vulnerable to climate variability, especially the El Niño–Southern Oscillation (ENSO), which directly affects production and has implications for credit risk. This study aims to analyze the influence of ENSO and rainfall variability on rice production, credit distribution, and credit quality in seven major rice-producing provinces during the period 2019–2024. Monthly rainfall data were obtained from CHIRPS and BMKG, ENSO indices from NOAA, rice production data from BPS, and agricultural credit data from PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. The analysis employed correlation, simple linear regression, multiple regression, and lag-effect models to capture both immediate and delayed impacts. The results show that ENSO significantly affects rainfall across all provinces, as well as credit quality. The strongest ENSO influence on rainfall variability was found in Bali and East Java, while the weakest was in Lampung. El Niño tends to reduce rainfall and heighten challenges in credit repayment, whereas La Niña improves repayment capacity in most regions. Based on the multiple regression analysis, credit quality index was found to be highly and significantly correlated with both the volume of credit disbursed and with rainfall and ENSO phenomena, making it a strong predictor of credit quality. Prediction accuracy was particularly high in West Java (R² = 0.9054) and Bali (R² = 0.8527). These findings highlight the importance of integrating climate risk assessment into agricultural financing schemes to strengthen financial resilience and enhance the adaptive capacity of small-scale rice farmers.
