Peningkatan Produksi Melon melalui Sistem DRFT untuk Pencapaian Target Produksi di PT Tani Makmur Bareng
Abstract
Permintaan melon yang tinggi di pasar menjadi alasan PT Tani Makmur Bareng melakukan inovasi sistem budidaya untuk meningkatkan produktivitas. Sistem hidroponik bucket yang sebelumnya digunakan belum mampu memenuhi target produksi sebesar 9 ton per siklus karena tingginya tingkat kegagalan panen akibat penyakit layu dan virus yg di sebabkan sistem bucket yang belum efisien. Penelitian ini bertujuan menganalisis efektivitas penerapan sistem hidroponik Dynamic Root Floating Technique (DRFT) dalam meningkatkan hasil produksi, efisiensi biaya, dan pendapatan perusahaan. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif dan analisis finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem DRFT menurunkan tingkat kegagalan panen dari 36,75% menjadi 17,17%, serta meningkatkan produktivitas dan kualitas buah melon. Penerimaan meningkat dari Rp117.900.000 menjadi Rp136.500.000, sedangkan total biaya naik dari Rp79.062.500 menjadi Rp85.582.500. Laba bersih setelah pajak naik dari Rp38.643.312 menjadi Rp50.662.912. Nilai R/C ratio meningkat dari 1,49 menjadi 1,60, menunjukkan peningkatan efisiensi usaha. Hasil analisis anggaran parsial mencatat keuntungan tambahan sebesar Rp106.397.764. High demand for melons in the market prompted PT Tani Makmur Bareng to
innovate its cultivation system to increase productivity. The bucket hydroponic system previously used was unable to meet the production target of 9 tons per cycle
due to high crop failure rates caused by wilt disease and viruses resulting from the
inefficient bucket system. This study aims to analyze the effectiveness of implementing the Dynamic Root Floating Technique (DRFT) hydroponic system in improving production output, cost efficiency, and company revenue. The study employs a descriptive approach and financial analysis. The results indicate that the
implementation of the (DRFT) system reduced crop failure rates from 36.75% to
17.17%, while improving melon productivity and quality. Revenue increased from
Rp117,900,000 to Rp136,500,000, while total costs rose from Rp79,062,500 to
Rp85,582,500. Net profit after tax increased from Rp38,643,312 to Rp50,662,912.
The R/C ratio improved from 1.49 to 1.60, indicating enhanced operational efficiency. The partial budget analysis recorded an extra profit of Rp106,397,764.
