| dc.description.abstract | Kulit merupakan organ pelindung utama tubuh yang rentan mengalami luka akibat berbagai faktor fisik, kimia, maupun biologis. Proses penyembuhan luka melibatkan fase hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Salep Agathis, sediaan racikan yang mengandung acetyl salicylic acid, gentamisin, levertran, perubalsam, dan bioplasenton, diduga memiliki efek antiinflamasi, antiseptik, dan regeneratif, namun efektivitasnya belum terbukti secara ilmiah. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas Salep Agathis terhadap penyembuhan luka punch biopsy pada tikus Sprague Dawley. Sebanyak 18 ekor tikus jantan dibagi menjadi tiga kelompok: kontrol negatif (tanpa terapi), kontrol positif (Genoint®), dan perlakuan (Salep Agathis). Luka berdiameter 5 mm dibuat pada punggung tikus dan diberikan terapi dua kali sehari selama 10 hari. Evaluasi dilakukan secara makroskopis menggunakan aplikasi ImageJ serta mikroskopis melalui pengamatan sel radang, fibroblas, neovaskular, dan re-epitelisasi. Hasil menunjukkan bahwa kelompok perlakuan mengalami penurunan luas luka lebih cepat, penekanan sel radang, peningkatan fibroblas, pembentukan pembuluh darah baru, dan percepatan re-epitelisasi dibanding kontrol. Kesimpulannya, Salep Agathis terbukti efektif mempercepat penyembuhan luka punch biopsy dan berpotensi dikembangkan sebagai alternatif terapi topikal. | |
