| dc.description.abstract | Tetraploidisasi adalah proses penggandaan set kromosom menjadi empat
(4n) yang dapat dilakukan melalui perlakuan fisik atau kimia pada tahap awal
perkembangan embrio. Individu tetraploid memiliki karakteristik genetik yang
berbeda dan dapat menjadi alternatif untuk menghasilkan triploid (3n) secara
massal. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh tetraploidisasi terhadap
kinerja pertumbuhan dan karakteristik sel darah merah ikan mas koki (Carassius
auratus). Metode perlakuan tetraploid dilakukan melalui kejut suhu panas pada
tahap awal pembelahan sel (mitosis I), kemudian verifikasi individu tetraploid
dilakukan dengan menghitung jumlah maksimum nukleolus. Parameter yang
diamati meliputi tingkat kelangsungan hidup, bobot dan panjang mutlak, laju
pertumbuhan bobot dan panjang spesifik, serta analisis dimensi dan densitas
eritrosit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup tidak
berbeda nyata antara kelompok diploid dan tetraploid yang keduanya mencapai
100%. Parameter pertumbuhan juga tidak menunjukkan perbedaan signifikan
secara statistik, meskipun terdapat kecenderungan nilai rata-rata pertumbuhan lebih
tinggi pada kelompok tetraploid. Hasil analisis eritrosit menunjukkan perbedaan
signifikan pada ukuran major axis dan densitas sel darah merah, yaitu tetraploid
memiliki ukuran dan densitas sel darah merah yang lebih besar dibandingkan
diploid. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan materi genetik akibat
tetraploidisasi berdampak nyata terhadap karakteristik seluler, meskipun tidak
secara konsisten meningkatkan pertumbuhan. Penelitian ini memberikan dasar awal
dalam mempertimbangkan pemanfaatan ikan tetraploid sebagai calon induk unggul
dalam program pemuliaan ikan mas koki. | |