Pengaruh Dosis Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Tanaman Kopi Robusta Hasil Rejuvenasi

Abstract

Pemenuhan hara tanaman khususnya di areal perkebunan kopi umumnya menggunakan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dapat menurunkan kualitas fisik dan biologis tanah. Penggunaan kombinasi pupuk organik dan pupuk hayati menjadi salah satu alternatif penyediaan hara tanaman kopi. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan pembungaan kopi robusta hasil rejuvenasi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2024 hingga Januari 2025 di Kebun Percobaan Cikabayan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB University. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal dengan 5 taraf pemupukan, yaitu pupuk anorganik (Urea 300 g/tanaman, SP-36 160 g/tanaman, KCl 200 g/tanaman, dan Kieserit 100 g/tanaman) sebagai P0, serta kombinasi 20 kg/tanaman pupuk kandang ayam dan dosis pupuk Mikroba Pelarut Fosfat (MPF) 25% (25 ml/16 L), 50% (50 ml/16 L), 100% (100 ml/16 L) dan 150% (150 ml/16 L) sebagai P1, P2, P3, dan P4. Pemupukan secara keseluruhan tidak memberikan pengaruh nyata pada seluruh parameter pengamatan, tetapi perlakuan kombinasi 20 kg/tanaman pupuk kandang ayam dan 100% (100 ml/16 L) MPF dapat menghasilkan nilai persentase keberhasilan antesis 17,16% lebih tinggi dibandingkan pupuk anorganik. Perlakuan tersebut juga menghasilkan nilai lebih tinggi pada parameter peningkatan jumlah cabang plagiotrop jika dibandingkan dengan perlakuan P0.

Plant nutrients are generally fulfilled using inorganic fertilizers, especially in coffee plantations. However, excessive use of these fertilizers can reduce the soil's physical and biological quality. Using a combination of organic and biological fertilizers is an alternative way to provide nutrients to coffee plants. This study examines the impact of biological fertilizers on the growth and flowering of Robusta coffee plants undergoing rejuvenation. This study was conducted from May 2024 to January 2025 at the Cikabayan Experimental Farm in the Department of Agronomy and Horticulture at the Faculty of Agriculture at IPB University. The experimental design was a single-factor randomized complete group design (RCGD) with five levels of fertilization: inorganic fertilizers (urea 300 g/plant, SP 36 160 g/plant, KCl 200 g/plant, and Kieserit 100 g/plant) as P0; ; a combination of 20 kg/plant of chicken manure; and Phosphate Solubilizing Microbial (PSM) fertilizer doses of 25%, 50%, 100%, and 150% (25, 50, 100, and 150 ml/16 L), respectively, as P1, P2, P3, and P4. Overall, fertilization did not significantly affect any of the observed parameters. However, the combination of 20 kg/plant of chicken manure and a 100% MPF dose produced a higher flowering success percentage of 17.16%, compared to inorganic fertilizers. This treatment also produced higher values for increasing plagiotropic branches compared to the P0 treatment.