Pengaruh Variasi Waktu Fiksasi dan Metode Pewarnaan Sediaan Apusan Darah Tepi Pada Bentuk, Ukuran, dan Warna Sel Darah Kucing Domestik
Abstract
Sediaan apusan darah tepi (SADT) merupakan metode pemeriksaan hematologi kualitatif yang penting untuk menilai morfologi dan karakteristik sel darah. Namun, dalam praktik lapangan, pengiriman sampel dari daerah terpencil dan keterbatasan fasilitas laboratorium dapat menyebabkan penundaan fiksasi dan pewarnaan, yang berpotensi memengaruhi kualitas SADT. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh variasi waktu fiksasi dan metode pewarnaan terhadap ukuran, bentuk, dan warna sel darah pada SADT kucing domestik. Sampel darah dari 9 ekor kucing domestik dibuat beberapa ulangan, untuk empat kelompok variasi waktu fiksasi (hari ke-0, 1, 2, dan 3) dan dua metode pewarnaan yaitu
Giemsa serta diff quick (MDT). Morfologi eritrosit, leukosit (neutrofil, eosinofil, limfosit, monosit), dan platelet dianalisis secara kuantitatif (ukuran sel) menggunakan perangkat lunak ImageJ dan kualitatif menggunakan mikroskop dengan perbesaran objektif 100 kali (bentuk dan warna sel). Hasil menunjukkan bahwa variasi waktu fiksasi hingga hari ke-3 tidak menyebabkan perubahan
signifikan pada bentuk dan ukuran sel darah. Namun, metode pewarnaan memberikan pengaruh nyata terhadap warna dan ketajaman morfologi sel. Pewarnaan Giemsa menghasilkan warna lebih konsisten, kontras lebih baik, dan detail inti serta sitoplasma yang lebih jelas dibandingkan pewarnaan diff-quick (MDT) yang cenderung tidak stabil. Oleh karena itu, meskipun pewarnaan MDT praktis untuk skrining cepat, metode pewarnaan Giemsa lebih direkomendasikan untuk evaluasi morfologi SADT
