| dc.description.abstract | Kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan memainkan peran yang sangat penting
dalam operasional lembaga secara keseluruhan. Sebagai unit yang berinteraksi
langsung dengan peserta yaitu pemberi kerja/perusahaan dan tenaga kerja, kantor
cabang menjadi ujung tombak dalam penyelenggaraan layanan BPJS
Ketenagakerjaan di berbagai daerah. Kantor cabang diharapkan dapat
memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk mendukung tercapainya target
yang telah ditetapkan yaitu penerimaan iuran dan peserta aktif. Jumlah peserta aktif
yang terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan masih tergolong rendah.
Situasi ini menunjukkan adanya potensi penerimaan iuran yang belum terealisasi.
Hal ini juga mencerminkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia oleh kantor
cabang masih belum optimal dalam mencapai target organisasi.
Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu: (1) mengukur tingkat
efisiensi relatif kantor cabang di Kanwil DKI Jakarta pada tahun 2020-2023; (2)
menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi kantor cabang di Kanwil
DKI Jakarta; (3) merumuskan rekomendasi berdasarkan hasil analisis efisiensi bagi
kantor cabang di Kanwil DKI. Penelitian ini menggunakan metode Data
Envelopment Analysis (DEA) berorientasi output dengan asumsi variable returns
to scale (VRS) untuk mengukur skor efisiensi. Pada tahap kedua dilakukan analisis
regresi Tobit untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi,
yaitu tipe kantor cabang dan jumlah kasus klaim JHT, selanjutnya pada tahap
terakhir dirumuskan rekomendasi berdasarkan temuan analisis melalui pendekatan
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas kantor cabang berada pada tingkat
yang efisien. Kantor cabang dengan klasifikasi Tipe 3A mayoritas lebih efisien
dibandingkan kategori lainnya. Analisis regresi Tobit menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan efisiensi secara signifikan antara tipe kantor cabang kelas 1, kelas 2,
kelas 3, dengan kelas 3A. Jumlah kasus klaim JHT memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap efisiensi. Berdasarkan analisis tersebut, rekomendasi yang
dirumuskan mencakup apresiasi terhadap praktik terbaik, peninjauan kembali
klasifikasi tipe kantor cabang, digitalisasi klaim JHT, dan perbaikan sistem
manajemen mutasi pegawai. | |