| dc.contributor.advisor | Atmadipoera, Agus Saleh | |
| dc.contributor.advisor | Novico, Franto | |
| dc.contributor.author | Ma'rup, Muhammad Ardiansyah | |
| dc.date.accessioned | 2025-08-19T08:25:39Z | |
| dc.date.available | 2025-08-19T08:25:39Z | |
| dc.date.issued | 2025 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169825 | |
| dc.description.abstract | Indonesia merupakan wilayah rawan tsunami akibat aktivitas tektonik yang
kompleks, termasuk di wilayah Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini
bertujuan untuk memodelkan penjalaran gelombang tsunami dan mengetahui tinggi
serta waktu kedatangan gelombang tsunami di wilayah pesisir Labuan Bajo
berdasarkan lima titik gempa gempa di zona subduksi Laut Flores. Metode yang
digunakan adalah pemodelan numerik dengan perangkat lunak MIKE 21,
menggunakan data batimetri, mekanisme sumber gempa, dan data pasang surut.
Lima titik sumber gempa yang berbeda digunakan untuk mensimulasikan titik
gempa terburuk tsunami. Hasil menunjukkan bahwa setiap titik gempa
menghasilkan variasi ketinggian dan waktu kedatangan tsunami di enam titik tinjau
yang tersebar di sekitar Labuan Bajo. Ketinggian gelombang maksimum tercatat
mencapai lebih dari 7 meter pada titik gempa terburuk, dengan waktu tiba berkisar
antara 6 menit hingga 2 jam setelah gempa, tergantung pada lokasi titik tinjau dan
sumber gempa. Hasil ini dapat menjadi acuan dalam mitigasi bencana dan
perencanaan ruang wilayah pesisir berbasis risiko tsunami di daerah wisata seperti
Labuan Bajo. | |
| dc.description.abstract | Indonesia is highly vulnerable to tsunamis due to its complex tectonic setting,
including the region of Labuan Bajo, East Nusa Tenggara. This study aims to model
tsunami wave propagation and to determine the height and arrival time of tsunami
waves along the coastal area of Labuan Bajo, based on five earthquake scenarios in
the Flores Sea subduction zone. The method used is numerical modeling using
MIKE 21 software, incorporating bathymetry data, fault mechanism parameters,
and tidal data. Five different earthquake source points were simulated to represent
worst-case tsunami scenarios. The results show that each scenario produces varying
tsunami heights and arrival times at six observation points distributed around
Labuan Bajo. Maximum wave heights exceeded 7 meters in the worst-case
scenario, with arrival times ranging from 6 minutes to 2 hours after the earthquake,
depending on the observation point location and epicenter distance. These findings
provide a crucial reference for disaster mitigation and spatial planning in tsunami prone coastal tourism regions such as Labuan Bajo. | |
| dc.description.sponsorship | | |
| dc.language.iso | id | |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | Pemodelan Penjalaran Gelombang Tsunami di Pesisir Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur | id |
| dc.title.alternative | | |
| dc.type | Skripsi | |
| dc.subject.keyword | MIKE 21 | id |
| dc.subject.keyword | modeling | id |
| dc.subject.keyword | tsunami | id |
| dc.subject.keyword | Labuan Bajo | id |