Studi Pengaruh Interval Panen Terhadap Tingkat Kematangan Buah dan Produksi Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Kering
Abstract
Panen adalah aspek penting dalam budidaya tanaman perkebunan untuk memperoleh hasil biji kakao berkualitas. Interval panen merupakan salah satu upaya yang perlu diperhatikan dalam manajamen panen untuk menentukan tingkat produksi dan kematangan buah yang berdampak pada kualitas biji kakao yang dihasilkan. Penelitian ini mengkaji pengaruh kakao jenis mulia dan lindak, interval panen (7 dan 14 hari), serta interaksi keduanya terhadap empat parameter utama, berat biji kering dan proporsi buah dengan tingkat kematangan 100%, 80%, dan 60%. Analisis ANOVA menunjukkan bahwa faktor varietas, interval panen, maupun interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap berat biji kering maupun tingkat kematangan 80% dan 60% (P?>?0,05). Sebaliknya, parameter buah dengan kematangan 100% dipengaruhi secara signifikan oleh ketiga faktor tersebut (P?<?0,05), dengan jenis lindak dipanen setiap 14 hari menghasilkan rerata jumlah buah matang 100% tertinggi secara nyata menurut uji BNT. Interaksi varietas dan interval panen terbukti krusial, di mana lindak toleran terhadap interval lebih lama sedangkan varietas mulia tidak menunjukkan perbedaan nyata. Harvesting is a crucial aspect of plantation crop cultivation to obtain high-quality cocoa beans. Harvest intervals are one of the important considerations in harvest management, as they influence both yield and fruit maturity levels, which ultimately affect the quality of the cocoa beans produced. This study examines the effects of two cocoa types Criollo and Forastero harvest intervals (7 and 14 days), and their interaction on four main parameters, dry bean weight and the proportion of pods at 100%, 80%, and 60% ripeness. ANOVA results indicated that variety, harvest interval, and their interaction did not significantly affect dry bean weight or the proportion of 80% and 60% ripe pods (P?>?0.05). In contrast, the 100% ripeness parameter was significantly influenced by all three factors (P?<?0.05), with the Forastero type harvested every 14 days producing the highest average number of fully ripe pods, as confirmed by the BNT test. The interaction between variety and harvest interval proved to be critical, as Forastero responded positively to longer intervals, while Criollo showed no significant variation.
