Hubungan Pendidikan, Pelayanan Kesehatan, Konsumsi Pangan, dan Kelaparan dengan Prevalensi Stunting di Indonesia

Abstract

Prevalensi stunting di Indonesia tahun 2023 adalah sebesar 21,5%. Hal ini menunjukkan bawah stunting di Indonesia masih di atas ambang batas WHO sebesar 20% dan masih di atas target RPJMN 2020–2024 sebesar 14%. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara pendidikan, pelayanan kesehatan, konsumsi pangan, dan kelaparan dengan prevalensi stunting serta melihat kondisi pada masing-masing variabel di 34 provinsi Indonesia tahun 2023. Penelitian ini merupakan menggunakan desain ecological study berbasis data sekunder tahun 2023 dari Kementerian Kesehatan RI, Badan Pusat Statistik, dan Badan Pangan Nasional. Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan kondisi setiap variabel, sedangkan analisis inferensial menggunakan uji korelasi Pearson atau Spearman. Hasil menunjukkan bahwa APS umur 7–12 tahun (p<0,05), APS umur 13–15 tahun (p<0,05), unmet need pelayanan kesehatan (p<0,05), TKP (p<0,05), dan skor PPH (p=0,000) memiliki hubungan signifikan dengan prevalensi stunting. APS umur 16–18 tahun (p>0,05), TKE (p>0,05), dan prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan (PoU) (p>0,05) tidak menunjukkan hubungan signifikan.

The prevalence of stunting in Indonesia in 2023 was 21.5%. This indicates that stunting in Indonesia remains above the WHO threshold of 20% and also exceeds the RPJMN 2020–2024 target of 14%. This study aims to analyze the relationship between education, health care, food consumption, and hunger with stunting prevalence, as well as to examine the condition of each variable across 34 provinces in Indonesia in 2023. This study using ecological study design based on 2023 secondary data from Kementerian Kesehatan RI, Badan Pusat Statistik, and Badan Pangan Nasional. Descriptive analysis was used to illustrate the condition of each variable, while inferential analysis was conducted using Pearson or Spearman correlation tests. The results showed significant correlations between stunting prevalence and school participation rate for children aged 7–12 years (p<0.05) and 13–15 years (p<0.05), unmet health care needs (p<0.05), protein adequacy level (p<0.05), and desirable dietary pattern score (p<0.05). No significant correlations were found with school participation for children aged 16–18 years (p>0.05), energy adequacy level (p>0.05), and prevalence of undernourishment (p>0.05).