Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong dan Kulit Salak Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Biochar
Abstract
Pemanfaatan singkong dan salak menjadi produk olahan berpotensi menghasilkan limbah, yang jika dibiarkan membusuk dapat mencemari air dan tanah, menimbulkan bau tidak sedap, dan menjadi sarang penyakit. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik morfologi biochar dari limbah kulit singkong (SKG) dan kulit salak (SLK) dengan suhu pirolisis 400 , 500, dan 600 oC, mengevaluasi sifat biologi dan kimia media tanah dengan penambahan biochar kulit singkong dan kulit salak, serta mengevaluasi pertumbuhan tanaman yang ditanam pada media tanah dengan penambahan biochar kulit singkong dan salak. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Acak Lengkap dengan 10 perlakuan yaitu SKG-400, SLK-400, C-400, SKG-500, SLK-500, C-500, SKG-600, SLK-600, C-600, dan kontrol. Parameter yang diamati meliputi karakter morfologi permukaan biochar, aktivitas mikroba total tanah, pH, electrical conduvtivity (EC), karbon (C-organik), P-potensial, P-tersedia dari campuran tanah dan biochar, serta pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah daun, diameter, bobot basah, dan kering). Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis biochar berpengaruh sangat signifikan terhadap C-organik, aktivitas mikroba total, pH, dan EC tanah, namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap P-tersedia maupun parameter pertumbuhan tanaman. Biochar dari kulit salak memberikan hasil terbaik pada Aktivitas mikroba total dan EC tanah. The use of cassava and salak to make processed products can generate waste, which if left to rot can pollute water and soil, cause unpleasant odors, and become a breeding ground for disease. This study aims to analyze the morphological characteristics of biochar from cassava peel waste (SKG) and salak peel waste (SLK) at pyrolysis temperatures of 400, 500, and 600°C, evaluate the biological and chemical properties of soil media with the addition of cassava peel and salak peel biochar, and assess plant growth in soil media with the addition of cassava peel and salak peel biochar. The research design used was a completely randomized design with 10 treatments: SKG-400, SLK-400, C-400, SKG-500, SLK-500, C-500, SKG-600, SLK-600, C-600, and control. The parameters observed included biochar surface morphology, total soil microbial activity, pH, electrical conductivity (EC), carbon (organic C), potential P, available P from the soil-biochar mixture, and plant growth (height, number of leaves, diameter, fresh weight, and dry weight). The analysis results showed that the type of biochar had a very significant effect on organic carbon, total microbial activity, pH, and soil EC, but did not have a significant effect on available phosphorus or plant growth parameters. Biochar from salak peel yielded the best results for total microbial activity and soil EC.
