Pengaruh Pemberian Intervensi Telur pada Status Gizi Balita Stunting di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah
Date
2025Author
Yesha, Timothy Theodosius
Sukandar, Dadang
Khomsan, Ali
Metadata
Show full item recordAbstract
Stunting adalah istilah yang digunakan untuk status gizi tinggi badan untuk umur
(TB/U) yang rendah yaitu dibawah -2 SD. Stunting menghalangi anak-anak untuk
mencapai potensi fisik dan kognitif penuh mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis pengaruh Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pangan pada status gizi
balita stunting di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah dengan durasi intervensi selama 90
hari. Penelitian ini menggunakan model desain rancangan acak lengkap (RAL)
melibatkan 71 subjek. Asupan gizi dinilai berdasarkan recall 2x24 jam, keragaman
pangan dinilai menggunakan skor IDDS, dan status gizi balita dinilai berdasarkan z-score.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dan pengukuran langsung. Terdapat
perbedaan nyata untuk tingkat kecukupan energi, zat gizi makro, seng dan besi (p<0,05).
Tidak terdapat perbedaan nyata untuk asupan kalsium setelah intervensi
(p>0,05)Terdapat perbedaan nyata pascaintervensi antara kelompok intervensi dan
kontrol pada keragaman konsumsi serta skor TB/U dan BB/U, termasuk selisih
peningkatannya (p<0,05). Parameter BB/TB dan selisih peningkatannya tidak berbeda
secara nyata antar kedua kelompok pascaintervensi (p>0,05). Stunting is a term used to describe low height for age (HAZ) nutritional status,
defined as being below -2 standard deviations. Stunting hinders children from
reaching their full physical and cognitive potential. The purpose of this study is to
analyze the effect of Supplementary Feeding (PMT) on the nutritional status of
stunted toddlers in Boyolali Regency, Central Java. This study employed a pre-test
post-test control group design involving 71 subjects with intervention period of 90
days. Nutritional intake was assessed based on a 2x24 hour recall, food diversity
was evaluated using IDDS scores, and the nutritional status of toddlers was
determined based on the HAZ z-score. Data collection was conducted through
interviews and direct measurements. Significant differences were observed in
energy adequacy, macronutrients, zinc, and iron (p<0.05). There were no significant
differences in the daily calcium intake after intervention (p>0.05). There were
significant post-intervention differences between the intervention and control
groups on consumption diversity, HAZ, and WAZ, including differences in their
increase (p<0.05). The weight for height (WHZ) parameter and the difference in
improvement were not significantly different between the two post-intervention
groups (p>0.05).
Collections
- UT - Nutrition Science [3184]
