Show simple item record

dc.contributor.advisorSuliantari
dc.contributor.authorPUTRI, LULUAH SABRINA
dc.date.accessioned2025-08-14T03:48:42Z
dc.date.available2025-08-14T03:48:42Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169138
dc.description.abstractPT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri pengolahan susu, yang sebagian besar bahan bakunya bersifat kritis dan memerlukan penanganan serta penyimpanan yang tepat. Ketidaksesuaian kondisi penyimpanan berisiko menurunkan kualitas bahan, terutama di tengah keterbatasan kapasitas ruang penyimpanan. Oleh karena itu, penentuan prioritas dilakukan guna memaksimalkan pemanfaatan ruang penyimpanan tanpa mengorbankan mutu dan keamanan bahan. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang dianalisis menggunakan metode failure mode and effect analysis (FMEA) dengan tiga parameter utama yaitu severity, occurrence, dan detection. Hasil studi menunjukkan bahwa hampir seluruh bahan baku dairy dikategorikan dalam prioritas sedang kecuali anhydrous milk fat yang merupakan prioritas tinggi. Sementara itu, sebagian besar bahan baku non-dairy termasuk ke dalam prioritas rendah dengan pengecualian pada kelompok vitamin yang merupakan prioritas sedang.
dc.description.abstractPT XYZ is a company engaged in the dairy processing industry, where most of its raw materials are critical and require proper handling and storage. Inadequate storage conditions can compromise the quality of the materials, especially given the limited storage space available. Therefore, priorities are set to maximize the use of storage space without compromising the quality and safety of the materials. This study uses primary and secondary data analysis using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method with three main parameters: severity, occurrence, and detection. The study results show that nearly all dairy raw materials are categorized as medium priority, except for anhydrous milk fat, which is high priority. Meanwhile, most non-dairy raw materials are categorized as low-priority, except for the vitamin group, which is medium-priority.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStudi Penentuan Prioritas Penyimpanan Dingin (Chiller dan Cooler) untuk Bahan Baku Dairy dan Non-dairy di PT XYZid
dc.title.alternativePrioritization Study of Cold Storage (Chiller and Cooler) for Dairy and Non-dairy Raw Materials at PT XYZ
dc.typeTugas Akhir
dc.subject.keywordFailure Mode and Effect Analysisid
dc.subject.keywordEffect analysisid
dc.subject.keywordPrioritizationid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record