| dc.contributor.advisor | Dinarti, Diny | |
| dc.contributor.advisor | Kurniawati, Ani | |
| dc.contributor.author | Ghifar, Muhammad Haikal | |
| dc.date.accessioned | 2025-08-13T13:14:11Z | |
| dc.date.available | 2025-08-13T13:14:11Z | |
| dc.date.issued | 2025 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169040 | |
| dc.description.abstract | Kapulaga adalah tanaman rempah dengan banyak manfaat, terutama sebagai penyedap masakan dan kesehatan yang memiliki potensi besar dalam ekspor Indonesia. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh zat pengatur tumbuh terhadap respon perkecambahan, pertumbuhan, dan perkembangan kapulaga sabrang secara in vitro. Penelitian dilakukan di laboratorium kultur jaringan 3, IPB, menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 7 taraf perlakuan dan 8 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan adanya respon pertumbuhan yang berbeda antar perlakuan dan perbedaan nyata pada karakter jumlah akar, daun, tunas per eksplan, dan persentase berkalus. Perlakuan dengan giberelin menunjukan respon elongasi pada tunas utama tercepat. Perlakuan dengan sitokinin (BAP dan kinetin) menunjukan persentase berkecambah tertinggi yaitu 69% mendekati daya berkecambah benih di lapang namun terdapat dormansi pada benih yang menyebabkan rendahnya persentase berkecambah seluruh perlakuan. Jumlah akar tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol dengan rata-rata 3,59 akar per eksplan, sementara jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan dengan NAA dengan rata-rata 1,54 daun per eksplan. Perlakuan dengan auksin 2,4-D menunjukan respon pembentukan kalus setelah berkecambah. Penggunaan ZPT memberikan respon pertumbuhan yang berbeda pada setiap perlakuan yang diaplikasikan. Perlakuan ZPT berpengaruh nyata pada peubah jumlah akar, daun, tunas per eksplan, dan persentase berkalus. | |
| dc.description.abstract | Cardamom is a spice plant with many benefits, especially as a food flavoring and health aid, and has great potential in Indonesia. This study aimed to examine the effect of combined plant growth regulators (PGRs) on the in vitro germination, growth, and development of sabrang cardamom. The research was conducted at Tissue Culture Laboratory 3, IPB, using a Randomized Complete Block Design (RKLT) with seven treatments and eight replications. The results showed varied growth responses across treatments, with significant differences in the number of roots, leaves, shoots per explant, and callus percentage. Gibberellin treatment induced the fastest main shoot elongation. Cytokinin treatments (BAP and kinetin) produced the highest germination rate at 69%, nearing field-level germination, although overall germination remained low due to seed dormancy. The control treatment yielded the most roots, averaging 3.59 per explant, while NAA treatment resulted in the most leaves, with an average of 1.54 per explant. The application of 2,4-D auxin induced callus formation after germination. Overall, the use of PGRs resulted in varied responses depending on the type and combination used, with significant effects observed on root, leaf, and shoot development as well as callus formation. | |
| dc.description.sponsorship | | |
| dc.language.iso | id | |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | Pertumbuhan dan Perkembangan Benih Kapulaga Sabrang (Elettaria cardamomum (L.) Maton) Pada Beberapa Zat Pengatur Tumbuh Secara In Vitro | id |
| dc.title.alternative | | |
| dc.type | Skripsi | |
| dc.subject.keyword | auksin | id |
| dc.subject.keyword | giberelin | id |
| dc.subject.keyword | sitokinin | id |
| dc.subject.keyword | dormansi | id |
| dc.subject.keyword | Persentase berkecambah | id |