| dc.description.abstract | Padi di Indonesia umumnya dibudidayakan di lahan sawah melewati periode
tergenang dan kering yang berpengaruh pada kondisi redoks tanah. Pemberian
bahan organik sebagai amelioran tanah sawah bervariasi, seperti jerami segar,
jerami kompos, hingga biochar jerami. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
penambahan jerami segar, kompos jerami, dan biochar jerami terhadap perubahan
Eh dan pH, serta membandingkan perubahan Eh tersebut dengan Eh terbentuknya
metan pada contoh tanah sawah Karawang. Bahan organik diberikan dengan dosis
0%, 0,5%, 1%, 2%, 5%, dan 10% setara 0 t/ha, 10 t/ha, 20 t/ha, 40 t/ha, 100 t/ha
dan 200 t/ha. Sebanyak 100 gram berat kering mutlak dihomogenkan dengan bahan
organik sesuai dosis dan ditempatkan dalam pot-pot. Pot-pot tersebut kemudian
digenangi hingga tinggi muka air 5 cm di atas permukaan tanah dan diinkubasi
selama 0,1,2,3, dan 4 minggu. Nilai Eh dan pH diukur setiap akhir masa periode
inkubasi. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial
dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Hasil menunjukkan bahwa nilai Eh menurun
signifikan sampai 2 minggu inkubasi dengan meningkatnya dosis perlakuan jerami
segar, kompos jerami dan biochar jerami. Hasil percobaan juga menunjukkan
bahwa kompos jerami dan biochar jerami memberikan nilai Eh di atas nilai Eh
terjadinya metan. Untuk pH setiap perlakuan tidak menunjukan perbedaan yang
nyata, dimana pH relatif menuju ke pH netral. Hasil penelitian menunjukan bahwa
kompos jerami dan biochar jerami relatif lebih efektif dalam mencegah turunnya
nilai Eh hingga di bawah nilai Eh terjadinya metan dibandingkan jerami segar.
Dosis yang direkomendasikan aplikasi kompos jerami dan biochar jerami di tanah
sawah berdasarkan perubahan nilai Eh dan pH tanah adalah 10 sampai dengan 20
t/ha. | |