Perubahan Tutupan Hutan dan Lahan, serta Simpanan dan Kredit Karbon di Kabupaten Trenggalek

Abstract

Kabupaten Trenggalek memiliki kawasan hutan negara seluas 49,55% dari total wilayahnya yang berperan penting dalam mendukung Net Zero Carbon 2045. Penelitian ini menganalisis perubahan tutupan hutan dan lahan pada kawasan hutan di Kabupaten Trenggalek tahun 2014-2024 serta proyeksi 2034 melalui dua skenario, yakni Business as Usual (BAU) dan Environmentally Sound Planning (ESP). Peta dibuat menggunakan citra Landsat 8 dan Sentinel-1 pada Google Earth Engine, dengan pemodelan proyeksi menggunakan MOLUSCE QGIS dan GeoSOS-FLUS. Simpanan karbon dihitung dengan InVEST. Perubahan tutupan hutan tahun 2014-2024 menunjukkan penurunan hutan primer dan sekunder (2014-2019) lalu peningkatan kembali (2019-2024). Berdasarkan proyeksi 2034, skenario BAU dapat menurunkan luas hutan, sedangkan skenario ESP mempertahankan hutan primer dan meningkatkan hutan sekunder. Simpanan karbon tahun 2014-2024 meningkat dari 8,18 juta ton menjadi 8,38 juta ton, lalu diproyeksikan menurun 8,14 juta ton (BAU) dan meningkat 8,65 juta ton (ESP). Estimasi baseline emisi di Kabupaten Trenggalek tahun 2014-2024 tercatat 31.384 ton CO2/tahun, dengan potensi kerugian Rp 49 miliar (BAU) dan keuntungan Rp 54 miliar (ESP).

Trenggalek Regency has state forest areas covering 49.55% of its total territory, playing a crucial role in supporting Net Zero Carbon 2045. This study analyzes changes in forest and land cover within the forest areas of Trenggalek Regency from 2014 to 2024, as well as projections for 2034 through two scenarios: Business as Usual (BAU) and Environmentally Sound Planning (ESP). Maps were created using Landsat 8 and Sentinel-1 imagery on Google Earth Engine, with projection modeling using MOLUSCE QGIS and GeoSOS-FLUS. Carbon storage was calculated with InVEST. Changes in forest cover from 2014 to 2024 show a decrease in primary and secondary forests (2014–2019) followed by an increase (2019–2024). Based on the 2034 projection, the BAU scenario may reduce the forest area, while the ESP scenario maintains primary forests and increases secondary forests. Carbon storage from 2014 to 2024 increased from 8.18 million tons to 8.38 million tons, and is projected to decrease to 8.14 million tons (BAU) and increase to 8.65 million tons (ESP). The estimated baseline emissions in Trenggalek Regency from 2014 to 2024 were recorded at 31,384 tons, with a potential loss of IDR 49 billion (BAU) and a gain of IDR 54 billion (ESP).