Show simple item record

dc.contributor.advisorHidayat, Nia Kurniawati
dc.contributor.advisorSehabudin, Ujang
dc.contributor.authorAKBAR, WAHYU
dc.date.accessioned2025-08-13T06:32:26Z
dc.date.available2025-08-13T06:32:26Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/168961
dc.description.abstractUsaha peternakan ayam broiler memerlukan investasi besar untuk lahan, kandang, dan peralatan, serta biaya operasional seperti DOC, pakan, dan obat obatan., namun peternak sering menghadapi ketidakseimbangan antara biaya produksi dan harga jual. Kendala modal dan risiko fluktuasi harga input (pakan, DOC) serta serangan penyakit menjadi hambatan utama peternak dalam meningkatkan skala usaha. Kemitraan inti-plasma, seperti Peternakan Inti Rakyat (PIR), menjadi solusi strategis dengan menyediakan akses terhadap sarana produksi, jaminan pasar, dan pendampingan teknis. Perusahaan seperti PT X, PT Y, dan PT Z di Provinsi Jambi menerapkan kemitraan ini, akan tetapi terdapat perbedaan dalam kontrak harga dan komponen insentif yang memengaruhi pendapatan peternak, kinerja teknis maupun ekonomis. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis struktur biaya dan perbandingan pendapatan rata-rata peternak menurut jenis skema kemitraan; (2) Menganalisis efisiensi usahaternak ayam broiler antar skema kemitraan; (3) Mengidentifikasi persepsi peternak terhadap pelaksanaan kemitraan pada skema yang dijalankan oleh kemitraan tersebut. Penelitian menggunakan data sekunder dan data primer. Data sekunder mencakup data panel produksi ayam broiler dari 90 peternak selama enam bulan terakhir, memiliki skala usaha <15.000 dan >15.000 ekor dan bersedia diwawancara. Masing-masing berjumlah 30 peternak setiap perusahaan untuk mengetahui proses budidaya ayam broiler yaitu penggunaan sarana produksi, kendala yang dihadapi, dan persepsi terhadap pelaksanaan kemitraan. Analisis deskriptif, rasio R/C dan Uji Beda Dua Sampel Bebas untuk menjawab tujuan pertama. Model CDSPF untuk tujuan kedua, dan analisis IPA untuk tujuan ketiga. Hasil analisis menunjukkan bahwa Analisis struktur biaya menunjukkan bahwa komponen biaya pakan memberikan kontribusi terbesar terhadap total biaya produksi pada seluruh peternak. Namun, proporsi biaya pakan pada peternak PIR Z lebih tinggi dibandingkan peternak PIR X dan Y. Hal ini mengindikasikan bahwa peternak PIR Z perlu melakukan optimalisasi penggunaan pakan agar penyerapan pakan terhadap bobot badan ayam maksimal. Biaya DOC menempati urutan kedua setelah biaya pakan. Untuk biaya operasional, biaya tenaga kerja merupakan biaya terbesar yang dialokasikan peternak untuk usahaternak ayam broiler. Unit cost usahaternak peternak PIR X dan Y lebih rendah daripada peternak PIR Z, periode produksi usahaternak yang menguntungkan lebih banyak daripada periode yang mengalami kerugian pada masing-masing perusahaan. Pendapatan per peternak PIR X lebih besar daripada PIR Y dan Z, hal ini karena selain komponen pendapatan usahaternak PIR X lebih banyak, juga jumlah insentif pada PIR X lebih besar daripada PIR Y. Perbandingan antara PIR X, Y dan Z menunjukkan bahwa PIR X dan Y memiliki kinerja yang lebih baik, ditandai dengan R/C Ratio yang lebih tinggi dan pendapatan per kilogram ayam yang lebih besar. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti efisiensi biaya yang lebih baik pada PIR X dan Y yang berhasil menekan biaya pakan. Untuk meningkatkan kinerja, PIR Z perlu melakukan evaluasi terhadap struktur biaya, mengoptimalkan penggunaan pakan agar pakan yang menjadi daging maksimal. Faktor yang memengaruhi produksi usahaternak ayam broiler pada peternak masing-masing perusahaan yaitu DOC, pakan starter dan pakan finisher. Pakan finisher merupakan input yang memberikan respon terbesar terhadap produksi pada peternak masing-masing Pola PIR, walaupun respon pada peternak PIR X lebih besar daripada peternak PIR Y dan Z. Umur, pendidikan dan Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap inefisiensi teknis usahaternak pada peternak PIR X dan Y. Secara keseluruhan, efisiensi teknis dan ekonomis pada peternak yang bermitra dengan PIR X, Y, dan Z telah mencapai tingkat yang tinggi. Namun, terdapat variasi signifikan dalam beberapa aspek, seperti harga kontrak input produksi (DOC dan pakan) serta harga kontrak ayam broiler hasil produksi, di mana PIR Z menawarkan harga lebih rendah dibandingkan PIR X dan Y; pemberian insentif kepada peternak, dengan PIR X dan Z memberikan insentif tambahan berbasis kinerja (Feed Conversion Ratio dan deplesi) serta harga pasar, sementara PIR Y tidak; pendampingan teknis yang lebih intensif pada PIR X dibandingkan PIR Y dan Z, terutama di daerah yang jauh dari pusat PT; serta efisiensi penggunaan tenaga kerja, di mana PIR X menunjukkan efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan PIR Y dan Z dalam penggunaan tenaga kerja pada kandang tipe closed house full automatic. Identifikasi persepsi peternak terhadap pelaksanaan kemitraan berdasarkan analisis importance performance analysis (IPA), disimpulkan bahwa atribut yang memiliki tingkat kepentingan tinggi namun kinerjanya dinilai masih rendah adalah kualitas DOC, kesesuaian waktu panen, kecepatan pembayaran hasil panen dan pemberian bonus. Selain itu, berdasarkan hasil analisis tingkat kesesuaian skor kepentingan dan kinerja, keempat atribut tersebut memiliki tingkat kesesuaian terendah dan menjadi prioritas utama untuk diperbaiki kinerjanya. Kesalahan yang umumnya terjadi pada pola kemitraan seperti ketidaksesuaian waktu panen sering terjadi di PIR X dan Z dan keterlambatan pembayaran ternyata sering terjadi di PIR Y dan Z. Peternak tidak merasa puas dengan kinerja atribut tersebut. Rekomendasi pada penilitian ini yaitu pola PIR yang baik untuk peternak harus memastikan kualitas input produksi (DOC, pakan, obat, dan vaksin), memberikan insentif yang adil dan transparan, serta memberikan pendampingan teknis yang intensif. Selain itu, perusahaan inti harus memastikan ketepatan waktu panen dan pembayaran hasil panen, serta meningkatkan fasilitas kandang untuk meningkatkan efisiensi produksi. Dengan menerapkan rekomendasi ini, diharapkan pola PIR dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi peternak dan perusahaan inti, serta meningkatkan kesejahteraan peternak secara keseluruhan.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleEFISIENSI DAN PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN DI PROVINSI JAMBIid
dc.title.alternativeEFFICIENCY AND INCOME OF PARTNERSHIP PATTERN BROILER FARMING BUSINESS IN JAMBI PROVINCE
dc.typeTesis
dc.subject.keywordefisiensi ekonomiid
dc.subject.keywordefisiensi teknisid
dc.subject.keywordanalisis pendapatan usaha ternakid
dc.subject.keywordRC ratioid
dc.subject.keywordpersepsi peternakid
dc.subject.keywordstruktur biayaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record