View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Agriculture Technology
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Agriculture Technology
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Kinetika Perubahan Mutu Fisik Daging Ayam selama Pemanasan

      Thumbnail
      View/Open
      Cover (567.7Kb)
      Fulltext (1.686Mb)
      Date
      2025
      Author
      Audrey, Nadya Klaresza
      Purnomo, Eko Hari
      Wulandari, Nur
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Daging ayam memiliki karakteristik yang rentan terhadap kerusakan, dengan komposisi protein sebesar 23%, pH 6,3, aktivitas air (aw) 0,98, 1,2% lemak, 1,5% abu, dan 74,8% air. Kondisi ini mendorong penerapan teknologi pengawetan, khususnya proses termal, untuk memfasilitasi perdagangan yang lebih luas. Namun, pemanasan pada pangan umumnya berdampak terhadap penurunan parameter mutu daging ayam yang memengaruhi faktor penentu preferensi konsumen terkait mutu fisiknya, meliputi susut masak, daya ikat air, tekstur, dan warna. Oleh karena itu, diperlukan optimasi proses termal berdasarkan pengukuran perubahan mutu fisik dan pemodelan kinetikanya untuk memprediksi kondisi pemanasan yang optimal guna menghasilkan produk yang aman dan bermutu. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahap, dimulai dari (1) karakterisasi profil distribusi panas dan penetrasi panas; (2) penentuan profil perubahan mutu fisik daging ayam selama pemanasan; dan (3) penentuan parameter kinetika perubahan mutu fisik daging ayam. Perlakuan pemanasan diterapkan pada 3 suhu, yaitu suhu 75, 95, dan 110 °C. Pada suhu pemanasan 75 °C dilakukan pengamatan pada 11 titik (0, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 360, 480, 540, 600 menit), pada suhu pemanasan 95 °C dilakukan pengamatan pada 12 titik (0, 30, 60, 90, 120, 150, 240, 360, 420, 480, 540, 600 menit), sedangkan pada suhu pemanasan 110 °C dilakukan pengamatan pada 6 titik (0, 40, 50, 60, 70, 80 menit). Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi mutu fisik daging ayam (susut masak, daya ikat air, tekstur, dan warna) selama pemanasan menggunakan water bath (75 dan 95 °C) dan panci presto (110 °C) selama waktu tertentu, serta memodelkan kinetika perubahannya. Prinsip dan aplikasi model kinetika yang dikembangkan dapat memberikan informasi yang berharga dalam memahami, memprediksi, dan mengendalikan perubahan mutu pangan yang terjadi akibat pemanasan. Penentuan nilai k, Ea, D, dan Z sebagai parameter kinetika dapat menggambarkan laju perubahan mutu pangan di berbagai kondisi pemanasan. Data kinetika yang valid hanya dapat diperoleh bila sebelumnya telah dilakukan uji distribusi panas dan penetrasi panas. Uji distribusi panas memastikan suhu yang merata pada alat pemanas yang digunakan, ditunjukkan dengan sempitnya perbedaan suhu antara termokopel dan titik terdingin. Sementara itu, uji penetrasi panas memastikan pemanasan terjadi secara menyeluruh di setiap bagian sampel, dengan nilai lag time berturut-turut sebesar 18,25 ± 2,25, 16,13 ± 4,58, dan 19,25 ± 4,77 menit pada suhu 75, 95, dan 110 °C. Penelitian ini mengonfirmasi bahwa pemanasan memengaruhi mutu fisik daging ayam. Kecenderungan peningkatan teramati pada susut masak, daya iris, springiness, chewiness, L*, a*, b* dan indeks kecokelatan, sedangkan daya ikat air, hardness, dan cohesiveness cenderung mengalami penurunan setelah daging ayam dipanaskan. Perpanjangan waktu pemanasan juga menunjukkan bahwa profil perubahan mutu fisik cenderung mendekati nilai konstan. Perubahan mutu ini utamanya dipengaruhi oleh denaturasi protein dan interaksinya dengan substansi lain, seperti air dan lemak. Kinetika perubahan mutu fisik pada suhu konstan dijelaskan dengan reaksi ordo satu, sedangkan pengaruh suhu dimodelkan dengan persamaan Arrhenius. Parameter kinetika k dan Ea dari persamaan Arrhenius menunjukkan bahwa peningkatan suhu pemanasan mampu mempercepat laju perubahan mutu fisik daging ayam. Selanjutnya, rekomendasi pengondisian pemanasan didasarkan pada perbandingan nilai D dan Z mutu fisik terhadap kinetika inaktivasi mikroba target, yaitu spora Clostridium botulinum (D121,1 °C = 0,22 menit, Z = 10 °C). Mempertimbangkan nilai D dan Z perubahan mutu fisik daging ayam yang lebih besar dibandingkan dengan kinetika inaktivasi mikroba target, dapat disimpulkan bahwa kombinasi pemanasan pada suhu tinggi dengan waktu singkat berpotensi untuk meminimalkan perubahan mutu fisik daging ayam, sekaligus secara efektif menginaktivasi mikroba target.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/168955
      Collections
      • MT - Agriculture Technology [2415]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository