Respon Sifat Fisik Tanah Inceptisol dan Produktivitas Jagung Manis (Zea mays L.) terhadap Pemberian Pupuk Hayati dan NPK

Abstract

Permintaan jagung manis di Indonesia semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Impor jagung manis di Indonesia pada tahun 2018- 2019 meningkat sebanyak 42,46%, dari 517,5 ribu ton menjadi 737,2 ribu ton. Hal ini menunjukkan produksi jagung manis belum mencukupi kebutuhan nasional. Produktivitas jagung manis yang masih rendah disebabkan oleh teknik budidaya yang masih kurang tepat dan penggunaan pupuk belum sesuai dosis anjuran. Kerusakan struktur tanah dapat terjadi akibat pengolahan tanah yang tidak tepat dan penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus. Berdasarkan masalah tersebut, telah dikembangkan strategi pengelolaan pupuk berkelanjutan dengan kombinasi pupuk organik dan anorganik. Untuk itu penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pupuk hayati dan NPK terhadap sifat fisik tanah inceptisol dan produktivitas tanaman jagung manis (Zea mays L.). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Kombinasi pupuk NPK dan pupuk hayati dengan dosis ¾ NPK + ¾ pupuk hayati memberikan pengaruh yang signifikan terhadap C organik, Ruang Pori Total (RPT), Pori Drainase, dan dapat meningkatkan berat tongkol jagung manis. Bobot Isi (BI), Stabilitas Agregat, Ruang Pori Air Tersedia (RPAT) tidak berbeda nyata antara dosis ¾ NPK + ¾ pupuk hayati dengan dosis penuh 1 NPK + 1 pupuk hayati. Dengan demikian dosis ¾ NPK + ¾ pupuk hayati dapat direkomendasikan menjadi dosis pupuk yang efektif karena dengan dosis ¾ NPK + ¾ pupuk hayati dapat menghasilkan produksi jagung manis yang optimum dan tetap menjaga kesuburan tanah melalui perbaikan sifat sifik tanah.

The demand for sweet corn in Indonesia is increasing along with the increase in population. Sweet corn imports in Indonesia in 2018-2019 increased by 42.46%, from 517.5 thousand tons to 737.2 thousand tons. This shows that sweet corn production is not sufficient for national needs. The low productivity of sweet corn is caused by cultivation techniques that are still inappropriate and the use of fertilizer that does not meet the recommended dosage. Damage to soil structure can occur due to improper soil processing and continuous use of inorganic fertilizers. Based on these problems, a sustainable fertilizer management strategy has been developed with a combination of organic and inorganic fertilizers. For this reason, this research aims to determine the effect of biological fertilizer and NPK on the physical properties of inceptisol soil and the productivity of sweet corn (Zea mays L.). The design used was a completely randomized design with 8 treatments and 3 replications. The combination of NPK fertilizer and biological fertilizer with a dose of ¾ NPK + ¾ biological fertilizer has a significant effect on C-Organic, Total Pore Space (RPT), Pore Drainage, and can increase the weight of sweet corn cobs. Bulk Weight (BI), Aggregate Stability, Available Water Pore Space (RPAT) were not significantly different between the dose of ¾ NPK + ¾ biofertilizer and the full dose of 1 NPK + 1 biofertilizer. Thus, a dose of ¾ NPK + ¾ biofertilizer can be recommended as an effective fertilizer dose because a dose of ¾ NPK + ¾ biofertilizer can produce optimum sweet corn production and maintain soil fertility by improving the physical properties of the soil.